Produksi migas Pertamina Hulu tumbuh 14 persen
29 Juli 2017 18:26 WIB
Dokumentasi: Aktivitas di Sumur Parang-1 yang dioperasikan oleh Pertamina Hulu Energi (PHE) Nunukan Company yang berada sekitar enam kilometer dari Pulau Bunyu, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara , Senin (20/3/2017). (ANTARA FOTO/HO/Pertamina)
Jakarta (ANTARA News) - PT Pertamina Hulu Energi (PHE), anak usaha PT Pertamina (Persero) di sektor hulu migas, mencatatkan pertumbuhan kinerja produksi migas rata-rata 14 persen selama satu dekade dari 2008 hingga semester I 2017.
Produksi migas yang pada 2008 baru 62 juta barel ekuivalen minyak per hari (MBOEPD), pada semester I 2017 menembus 199 MBOEPD, kata Presiden Direktur Pertamina Hulu Energi (PHE) Gunung Sardjono Hadi di sela perayaan "Kemilau Satu Dekade PHE" di Jakarta, Sabtu.
Produksi tertinggi PHE selama satu dekade usianya, berasal dari gas yang mencapai kenaikan rerata 18 persen. Produksi gas yang pada 2008 baru 163 juta kaki kubik per hari (MMSCFD), pada semester I 2017 menembus level 742 MMSCFD. Sedangkan produksi minyak naik rerata 9 persen dari 34 barel minyak per hari (MBOPD) pada 2008 menjadi 71 MBOPD pada periode Januari-Juni 2017.
"Kinerja produksi minyak dan gas PHE selama satu dekade ini tumbuh seiring dengan masuknya beberapa blok produksi ke PHE seperti Offshore North West Java (ONWJ), West Madura Offshore (WMO), North Sumatera Offshore (NSO) dan NSB. Serta on stream-nya beberapa proyek ONWJ lapangan GG dan Senoro Toili," ujarnya.
Gunung mengatakan selama 10 tahun usia PHE, pencapaian produksi migas perusahaan sangat menggembirakan kendati di beberapa tahun produksi minyak turun.
Menurut Gunung, hal itu merupakan strategi PHE karena saat itu harga minyak tengah turun sehingga perusahaan melakukan pengalihan (shifting) dari minyak ke gas. "Secara oil equivalent, produksi kami meningkat cukup besar," katanya.
PHE saat ini mengelola 53 wilayah kerja miliputi tujuh JOB-PSC, 28 Pertamina Participating Interest (PPI), dan 14 PSC Coal Bed Methane (PSC-CM). Perusahaan juga mengelola dua PSC Migas Non-Konvensional dan dua aset hilir, yaitu Arun NGL dan Donggi Senoro LNG serta Blok SK-305 Malaysia.
Produksi migas PHE berkontribusi terhadap produksi migas hulu Pertamina sekitar 28 persen. Pada 2008, kontribusi produksi PHE ke hulu Pertamina sebesar 18 persen atau 63,18 MBOEPD dari total produksi Pertamina 351 MBOEPD.
"Pada semester I 2017, kontribusi produksi migas PHE ke hulu Pertamina meningkat jadi 29 persen atau 200,68 MBOEPD dari total produksi rerata hulu Pertamina pada periode tersebut 692 MBOEPD," katanya.
Sementara itu cadangan migas PHE juga menunjukkan tren positif. Cadangan migas PHE per 1 Januari 2017 baru 494 juta metrik barel setara minyak (MMBOE), terdiri atas 38 persen minyak dan 62 persen gas.
Pada 30 Juni 2017, cadangan migas PHE naik ke level 630 MMBOE. Cadangan gas pada periode ini mencapai 54 persen dan cadangan minyak mencapai 46 persen. "Cadangan minyak dan gas terbesar PHE di daerah Jawa khususnya Blok ONWJ. Challenge bagi PHE saat ini adalah monetisasi gas yang telah ditemukan," katanya.
Produksi migas yang pada 2008 baru 62 juta barel ekuivalen minyak per hari (MBOEPD), pada semester I 2017 menembus 199 MBOEPD, kata Presiden Direktur Pertamina Hulu Energi (PHE) Gunung Sardjono Hadi di sela perayaan "Kemilau Satu Dekade PHE" di Jakarta, Sabtu.
Produksi tertinggi PHE selama satu dekade usianya, berasal dari gas yang mencapai kenaikan rerata 18 persen. Produksi gas yang pada 2008 baru 163 juta kaki kubik per hari (MMSCFD), pada semester I 2017 menembus level 742 MMSCFD. Sedangkan produksi minyak naik rerata 9 persen dari 34 barel minyak per hari (MBOPD) pada 2008 menjadi 71 MBOPD pada periode Januari-Juni 2017.
"Kinerja produksi minyak dan gas PHE selama satu dekade ini tumbuh seiring dengan masuknya beberapa blok produksi ke PHE seperti Offshore North West Java (ONWJ), West Madura Offshore (WMO), North Sumatera Offshore (NSO) dan NSB. Serta on stream-nya beberapa proyek ONWJ lapangan GG dan Senoro Toili," ujarnya.
Gunung mengatakan selama 10 tahun usia PHE, pencapaian produksi migas perusahaan sangat menggembirakan kendati di beberapa tahun produksi minyak turun.
Menurut Gunung, hal itu merupakan strategi PHE karena saat itu harga minyak tengah turun sehingga perusahaan melakukan pengalihan (shifting) dari minyak ke gas. "Secara oil equivalent, produksi kami meningkat cukup besar," katanya.
PHE saat ini mengelola 53 wilayah kerja miliputi tujuh JOB-PSC, 28 Pertamina Participating Interest (PPI), dan 14 PSC Coal Bed Methane (PSC-CM). Perusahaan juga mengelola dua PSC Migas Non-Konvensional dan dua aset hilir, yaitu Arun NGL dan Donggi Senoro LNG serta Blok SK-305 Malaysia.
Produksi migas PHE berkontribusi terhadap produksi migas hulu Pertamina sekitar 28 persen. Pada 2008, kontribusi produksi PHE ke hulu Pertamina sebesar 18 persen atau 63,18 MBOEPD dari total produksi Pertamina 351 MBOEPD.
"Pada semester I 2017, kontribusi produksi migas PHE ke hulu Pertamina meningkat jadi 29 persen atau 200,68 MBOEPD dari total produksi rerata hulu Pertamina pada periode tersebut 692 MBOEPD," katanya.
Sementara itu cadangan migas PHE juga menunjukkan tren positif. Cadangan migas PHE per 1 Januari 2017 baru 494 juta metrik barel setara minyak (MMBOE), terdiri atas 38 persen minyak dan 62 persen gas.
Pada 30 Juni 2017, cadangan migas PHE naik ke level 630 MMBOE. Cadangan gas pada periode ini mencapai 54 persen dan cadangan minyak mencapai 46 persen. "Cadangan minyak dan gas terbesar PHE di daerah Jawa khususnya Blok ONWJ. Challenge bagi PHE saat ini adalah monetisasi gas yang telah ditemukan," katanya.
Pewarta: Faisal Yunianto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017
Tags: