Malang (ANTARA News) - Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan mengungkapkan pihaknya lebih baik terlebih dahulu membantu pemerintah untuk mengurus rakyat, daripada membicarakan Pemilihan Presiden 2019.

"Belanda masih jauh. Soal 2019 masih jauh, rakyat yang perlu kita urusin," ujar dia di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, Jawa Timur, Jumat.

Mantan Menteri Kehutanan RI ini juga menolak untuk mengomentari spekulasi bakal adanya koalisi antara partainya, dengan Partai Gerindra dan Demokrat serta PKS, yang sama-sama menolak penggunaan ambang batas pencalonan Presiden atau "Presidential Threshold" dalam pelaksanaan Pemilu Serentak tahun 2019.

"Sekarang rakyat kita masih sulit, kita dukung pemerintah agar programnya berhasil. Bagaimana rakyat hidup sejahtera. Itu yang paling penting," kucapnya, mengelak.

"Masa gini hari sudah bicarakan 2019, nanti rakyat marah," ujar Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat RI itu.

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto melakukan pertemuan di Cikeas, pada Kamis (27/7), sebagai tanggapan positif setelah pengesahan UU Pemilu pada sidang Paripurna DPR, pekan lalu.

Menurut SBY, pertemuan itu membahas kesepakatan Demokrat bersama Gerindra untuk terus mengawal negara dalam kapasitas dan posisi yang ada saat ini, agar perjalanan bangsa sesuai kepentingan rakyat.

Ia juga menuturkan bentuk pengawalan yang dapat dilakukan yakni mendukung kebijakan negara apabila sesuai keinginan rakyat, dan mengkritisinya manakala melukai dan mencederai rakyat.

Presiden ke-6 RI itu menekankan Demokrat dan Gerindra akan melakukan pengawalan yang bertumpu pada nilai-nilai demokrasi dan tidak akan pernah merusak negara.

Demokrat dan Gerindra, kata dia, sepakat bekerja sama tanpa perlu berada dalam sebuah koalisi, yang terpenting terus menjalin komunikasi dengan baik.

(T.A073/C004)