Rupiah Jumat sore Rp13.331 per dolar
28 Juli 2017 17:29 WIB
Petugas menunjukkan uang dolar US dan uang rupiah di tempat penukaran uang di kantor PT Valuta Inti Prima, Jakarta. Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Jumat sore, bergerak melemah sebesar 13 poin menjadi Rp13.331 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.318 per dolar Amerika Serikat (AS). (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Jumat sore, bergerak melemah sebesar 13 poin menjadi Rp13.331 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.318 per dolar Amerika Serikat (AS).
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Jumat mengatakan bahwa produk domestik bruto (PDB) Amerika Serikat pada kuartal kedua tahun ini yang akan dirilis dengan perkiraan mencatatkan pertumbuhan menjadi salah satu faktor pendorong dolar AS.
"Proyeksi petumbuhan itu mendorong dolar AS, jika nantinya data yang dirilis sesuai dengan proyeksi maka dapat memicu penguatan lanjutan bagi dolar AS," katanya.
Ia mengemukakan bahwa perekonomian Amerika Serikat diproyeksikan bertumbuh sebesar 2,5 persen pada kuartal kedua tahun ini, lebih baik dibandingkan periode sebelumnya yang sebesar 1,4 persen.
Kendati demikian, menurut dia, penguatan dolar AS di pasar valas domestik itu relatif masih terbatas seiring dengan ekonomi nasional pada periode kuartal kedua tahun ini yang juga diproyeksikan positif, atau tumbuh sekitar 5 persen.
"Sentimen internal yang positif akan menarik minat investor untuk menempatkan dananya dalam aset berdenominasi rupiah," katanya.
Research Analyst FXTM, Lukman Otunuga menambahkan bahwa beban bagi dolar AS untuk menguat lebih tinggi juga masih cukup besar menyusul risiko politik di Amerika Serikat yang belum kondusif.
"Risiko politik membebani dolar AS, sehingga dapat membuat mata uang di pasar negara berkembang berpotensi kembali terangkat," katanya.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Jumat ini (28/7) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah ke posisi Rp13.326 dibandingkan hari sebelumnya (Kamis, 27/7) Rp13.315 per dolar AS.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Jumat mengatakan bahwa produk domestik bruto (PDB) Amerika Serikat pada kuartal kedua tahun ini yang akan dirilis dengan perkiraan mencatatkan pertumbuhan menjadi salah satu faktor pendorong dolar AS.
"Proyeksi petumbuhan itu mendorong dolar AS, jika nantinya data yang dirilis sesuai dengan proyeksi maka dapat memicu penguatan lanjutan bagi dolar AS," katanya.
Ia mengemukakan bahwa perekonomian Amerika Serikat diproyeksikan bertumbuh sebesar 2,5 persen pada kuartal kedua tahun ini, lebih baik dibandingkan periode sebelumnya yang sebesar 1,4 persen.
Kendati demikian, menurut dia, penguatan dolar AS di pasar valas domestik itu relatif masih terbatas seiring dengan ekonomi nasional pada periode kuartal kedua tahun ini yang juga diproyeksikan positif, atau tumbuh sekitar 5 persen.
"Sentimen internal yang positif akan menarik minat investor untuk menempatkan dananya dalam aset berdenominasi rupiah," katanya.
Research Analyst FXTM, Lukman Otunuga menambahkan bahwa beban bagi dolar AS untuk menguat lebih tinggi juga masih cukup besar menyusul risiko politik di Amerika Serikat yang belum kondusif.
"Risiko politik membebani dolar AS, sehingga dapat membuat mata uang di pasar negara berkembang berpotensi kembali terangkat," katanya.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Jumat ini (28/7) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah ke posisi Rp13.326 dibandingkan hari sebelumnya (Kamis, 27/7) Rp13.315 per dolar AS.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017
Tags: