Cikarang (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo meminta agar ada variasi di jurusan-jurusan SMK sehingga sesuai dengan kebutuhan pasar indusri.

"Saya sampaikan ke Pak Menteri, mestinya SMK-SMK kita dari Sabang sampai Merauke yang jumlahnya ribuan, jangan hanya terjebak pada kurikulum-kurikulum lama, kurikulum kita harus fleksibel, jurusan juga jangan itu-itu saja," kata Presiden Joko Widodo di kawasan industri "Greenland International Industrial Center, Cikarang, Jumat.

Presiden menyampaikan hal itu saat peluncuran program Pendidikan Vokasi di PT Astra Otoparts Tbk. Dalam peluncuran itu ada 141 industri dan 393 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang menandatangani 800 perjanjian kerja sama.

"Saat saya masih kecil sampai sekarang jurusannya hanya jurusan bangunan, jurusan listrik, jurusan apa lagi tidak mengerti, tapi yang saya hafal ya kalau masuk ke STM, sekarang masuk ke SMK masih jurusan bangunan, jurusan listrik. Kenapa tidak zaman yang sangat cepat ini misalnya ada jurusan tenik ototronik, teknik pengelasan, teknik konstruksi, teknik baja, teknik mekantronika, atau jurusan animasi, spesialis membuat meme misalnya," ungkap Presiden yang disambut dengan riuh tawa hadirin.

Sebelumnya sudah ada 167 industri dan 626 SMK di wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah DI Yogyakarta yang melakukan perjanjian kerja sama dalam tahap I dan tahap II sehingga total ada 1.035 SMK dengan 307 perusahaan dan 12 ribu guru yang ikut dalam pelatihan ini.

"Kita harus berani masuk ke situ, jurusan logistik juga dibutuhkan, kalau masuk ke jurusan bangunan harus masuk ke jurusan jendela, jurusan pintu. Itu yang saya lihat di Jerman, bukan jurusan bangunan terlalu umum itu yang diperlukan kerja sama hari ini sangat strategis sekali," tambah Presiden.

Selain SMK, pelatihan vokasi itu juga mengikutsertakan dua pondok pesantren yaitu pondok pesantren Nurul Iman dan pondok pesantren Sunan Drajat.

"Saya senang sekali link and match antara industri dan SMK juga ada dengan pondok pesantren. Saya lihat tadi kerja sama ponpes Nurul Iman sangat strategis mengajarkan di pondok mengenai BPO (Business Process Outsourcing), mengenai finctech. Keduanya harus masuk ke situ (pondok pesantren) kalau kita tidak ingin ditinggal," ungkap Presiden.

Presiden pun berharap agar BUMN-BUMN dan perusahaan-perusahaan swasta besar Indonesia mau bekerja sama dengan pondok pesantren.

Presiden pada acara tersebut didampingi Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Presiden Direktur Astra International Prijono Sugiarto dan Presiden Direktur Astra Otoparts Hamdhani Dzulkarnaen.