New Delhi (ANTARA News) - Pejabat tinggi Amerika Serikat (AS) akan melakukan kunjungan ke India pekan ini untuk untuk memperbarui upaya memecahkan kebuntuan menyangkut perjanjian energi nuklir kontroversial, kata seorang pejabat kementerian luar negeri India, Senin. Wakil Menteri Luar Negeri AS, Nicholas Burns, pejabat penting yang melakukan perundingan itu, akan melakukan pembicaraan dengan para pejabat terkait India di New Delhi, pada 31 Mei dan 1 Juni 2007 untuk memecahkan perbedaan-perbedaan yang mengancam menghapus pakta penting itu. "Diharapkan, mereka akan dapat membuat kemajuan," kata pejabat itu, yang enggan disebut namanya, kepada Reuters. Perjanjian tersebut, pertama disepakati secara prinsip pada 2005, yang menjadi simbol peningkatan hubungan antara kedua negara. Dengan tujuan membalikkan tiga dekade sanksi AS menyangkut perdagangan nuklir dengan India, untuk membantu peluncuran kebutuhan-kebutuhan energi kendati New Delhi belum menandatangani perjanjian non-proliferasi nuklir dan ujicoba senjata-senjata nuklir. Hal itu telah disetujui oleh Kongres AS pada Desember lalu, namun kedua negara telah berjuang untuk merampungkan suatu pakta bilateral guna menata perdagangan nuklir karena penolakan India menerima kesepakatan baru termasuk badan pembuat undang-undang AS. Penolakan utama telah menyoroti terhadap AS mengakhiri kerjasama nuklir jika India melakukan ujicoba nuklir lainnya, dan memberikan hak India untuk pemrosesan kembali fosil minyaknya. Perjanjian itu dihantam oleh kontroversi dari permulaan pertemuan dengan kritik dari kedua belah pihak yang mengatakan pemerintah mereka memberikan jalan terlalu banyak bagi pihak lain. Bagaimanapun, para pejabat senior India mengatakan, kepemimpinan politik di kedua negara masih tetap kuat di belakang kesepakatan dan akan memastikan bahwa kejelasan-kejelasan itu menghalangi muka mereka. Pekan lalu, Burns mengatakan di Washington bahwa terdapat beberapa terobosan dana perjanjian dan bahwa kedua pihak harus berkompromi agar menutup jurang-jurang pemisah itu. (*)