Cirebon (ANTARA News) - Harga garam konsumsi di tingkat pengecer di Cirebon, Jawa Barat, naik hingga 100 persen dan pasokanpun sulit didapatkan serta mulai langka di pasaran.

"Sudah susah kalau cari garam di pasar, kalau adapun harganya naik 100 persen," kata pedagang bumbu masakan eceran, Hartati di Cirebon, Kamis.

Hartati mengatakan garam konsumsi yang biasanya dijual dengan harga Rp1.500 sekarang menjadi Rp3.000 perbungkus, begitu juga yang biasa dijual Rp1.000 sekarang jadi Rp2.000.

Kenaikan harga garam, lanjut Hartati, sudah cukup lama, kira-kira setelah Lebaran dan sampai sekarang terus naik, belum juga turun.

"Sudah lama naiknya, tapi kalau kelangkaan garam itu baru-baru ini, dimana pasokannya juga kurang," tuturnya.

Sementara itu ibu rumah tangga, Maria mengatakan hal yang sama, karena biasanya ia membeli garam hanya Rp1.500 kini para pedagang menjualnya dengan harga Rp3.000.

"Lumayan kaget juga pas beli ternyata sudah mulai naik, kalau kemaren saya dengar hanya garam biasa saja yang naik, tapi sekarang sudah garam dapur," katanya.


Produksi turun

Pada musim pengolahan tahun ini para petani garam Cirebon, mengakui hasilnya menurun drastis, yang tidak lepas dari cuaca tak menentu bahkan terkadang masih turun hujan.

"Musim pengolahan kali ini tidak bisa maksimal yang biasanya lahan 4.000 meter bisa menghasilkan 20 ton, sekarang dua kwintal saja sulit," kata seorang petani garam asal Kecamatan Pangenan Cirebon, Junasih.

Dia mengaku kesulitan untuk bisa menghasilkan garam secara maksimal, karena panas kurang dan angin yang cukup besar.

Tapi, kata Junasih, panas yang sangat berpengaruh dalam menghasilkan garam, karena garam bisa dihasilkan ketika panasnya cukup.

"Kalau sekarang ini masih sering mendung dan kadang gerimis atau hujan, jadi produksi garam rusak," tuturnya.