Bukittinggi (ANTARA News) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resor Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar), melakukan pengecekan temuan jejak Harimau Sumatera di kebun warga setempat.

Pejabat Fungsional Pengendali Ekosistem Hutan BKSDA Bukittinggi, AA Jusmar di Bukittinggi, Kamis, mengatakan menurut keterangan warga jejak harimau ditemukan sekitar dua pekan lalu dan membuat warga resah.

"Lokasinya di pinggiran Bukittinggi, berada di dua kelurahan yaitu Puhun Pintu Kabun dan Kubu Gulai Bancah," katanya.

Meski laporan diterima sudah berselang dua pekan, jejak tersebut masih ditemukan di mulsa tanaman cabai merah milik warga.

"Diperkirakan ada tiga ekor terdiri dari satu ekor harimau dewasa dan dua ekor anaknya. Keadaan seperti ini tentu menimbulkan keresahan warga," katanya.

Jusmar menjelaskan, sesuai standar operasional prosedur bila terjadi konflik di suatu tempat, pihaknya akan melakukan penghalauan menggunakan suara meriam selama lima hari.

"Selanjutnya akan didiamkan. Bila kemudian ditemukan kembali jejak baru, kami lakukan pemasangan perangkap di jalur yang mungkin dilalui harimau," jelasnya.

Polisi Hutan BKSDA setempat, Ciko mengatakan jejak tersebut diperkirakan berasal dari harimau yang berada di Sitingkai, Kecamatan Palupuh, Kabupaten Agam.

"Harimau memang suka menjelajah dan bisa menjelajah hingga radius 17 kilometer. Bila ada konflik bisa saja karena habitatnya terganggu atau mencari makan," ujarnya.

Menurut warga setempat, Mak Kuto jejak yang ditemukan di kebun bukan jejak hewan yang biasanya datang ke kebun tersebut.

"Kalau jejak hama babi kami sudah kenali dan yang kali ini lebih tampak seperti jejak harimau. Ditambah lagi biasa kebun tersebut sering didatangi kera namun beberapa waktu belakangan tidak ada lagi," katanya.

Ia mengatakan meski sudah berselang dua minggu dan tidak ditemukan jejak baru, tetap menimbulkan keresahan karena lokasi yang berada dekat dengan ngarai.