Kementerian ESDM bangun 130 PLTS di NTB
27 Juli 2017 13:21 WIB
Ilustrasi - Petugas PLN berjalan di area Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Kupang di Desa Oelpuah, Kabupaten Kupang, NTT, Kamis (20/7/2017). PLTS Kupang berkapasitas 5 MWp tersebut merupakan pembangkit tenaga listrik terbesar di Indonesia yang beroperasi sejak 27 Desember 2015 dan memberikan pasokan listrik ke wilayah Kabupaten Kupang dan Kota Kupang. (ANTARA FOTO/Widodo S Jusuf)
Mataram (ANTARA News) - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengalokasikan anggaran sebesar Rp3,5 miliar pada 2017 untuk membangun 130 pembangkit listrik tenaga surya tersebar di Nusa Tenggara Barat.
Kepala Bidang Energi Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Nusa Tenggara Barat (NTB) Yuliadi Ismono, di Mataram, Kamis, mengatakan seratusan lebih pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) tersebut akan dibangun di daerah terisolir yang tersebar di Kabupaten Lombok Timur, Lombok Utara, dan Dompu.
"Proyeknya sudah ditender, mungkin akhir Agustus 2017 proses pembangunan sudah bisa dilakukan," katanya.
Ia mengatakan sasaran penerima Program PLTS Tersebar tersebut adalah rumah tangga yang tinggal di daerah yang belum terjangkau jaringan listrik dari PLN.
Daerah tersebut juga diperkirakan bisa menikmati listrik dari PLN dalam waktu dua hingga tiga tahun ke depan.
Rumah tangga sasaran, lanjut Yuliadi, merupakan rekomendasi dari pemerintah kabupaten yang masuk dalam pembahasan di musyawarah rencana pembangunan (musrenbang).
"Jadi dusun atau desa yang menjadi sasaran juga sudah tercatat di pemerintah bahwa belum mendapat layanan jaringan listrik dari PLN," ujarnya.
Ia menjelaskan Program PLTS Tersebar tersebut sebagai salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan rasio elektrifikasi di NTB, melalui pemanfaatan energi baru terbarukan.
Rasio elektrifikasi adalah perbandingan jumlah penduduk yang mendapatkan listrik terhadap total jumlah penduduk di suatu daerah.
Oleh sebab itu, lanjut Yuliadi, rumah tangga sasaran tidak mesti harus berasal dari warga kurang mampu, namun masyarakat kalangan ekonomi atas juga bisa mendapatkan karena memang belum bisa menikmati listrik dari PLN.
"Kami tidak melihat kaya atau miskin, kalau dia tinggal di pegunungan atau daerah terpencil seperti Tepal dan Batu Rotok, di Sumbawa, yang belum ada jaringan listrik PLN, bisa diberikan PLTS," katanya.
Data PLN Wilayah NTB menunjukkan rasio elektrifikasi di NTB sudah mencapai 77,68 persen pada 2016.
Badan usaha milik negara itu juga menargetkan rasio elektrifikasi di NTB pada 2019 mencapai 90 persen.
Kepala Bidang Energi Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Nusa Tenggara Barat (NTB) Yuliadi Ismono, di Mataram, Kamis, mengatakan seratusan lebih pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) tersebut akan dibangun di daerah terisolir yang tersebar di Kabupaten Lombok Timur, Lombok Utara, dan Dompu.
"Proyeknya sudah ditender, mungkin akhir Agustus 2017 proses pembangunan sudah bisa dilakukan," katanya.
Ia mengatakan sasaran penerima Program PLTS Tersebar tersebut adalah rumah tangga yang tinggal di daerah yang belum terjangkau jaringan listrik dari PLN.
Daerah tersebut juga diperkirakan bisa menikmati listrik dari PLN dalam waktu dua hingga tiga tahun ke depan.
Rumah tangga sasaran, lanjut Yuliadi, merupakan rekomendasi dari pemerintah kabupaten yang masuk dalam pembahasan di musyawarah rencana pembangunan (musrenbang).
"Jadi dusun atau desa yang menjadi sasaran juga sudah tercatat di pemerintah bahwa belum mendapat layanan jaringan listrik dari PLN," ujarnya.
Ia menjelaskan Program PLTS Tersebar tersebut sebagai salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan rasio elektrifikasi di NTB, melalui pemanfaatan energi baru terbarukan.
Rasio elektrifikasi adalah perbandingan jumlah penduduk yang mendapatkan listrik terhadap total jumlah penduduk di suatu daerah.
Oleh sebab itu, lanjut Yuliadi, rumah tangga sasaran tidak mesti harus berasal dari warga kurang mampu, namun masyarakat kalangan ekonomi atas juga bisa mendapatkan karena memang belum bisa menikmati listrik dari PLN.
"Kami tidak melihat kaya atau miskin, kalau dia tinggal di pegunungan atau daerah terpencil seperti Tepal dan Batu Rotok, di Sumbawa, yang belum ada jaringan listrik PLN, bisa diberikan PLTS," katanya.
Data PLN Wilayah NTB menunjukkan rasio elektrifikasi di NTB sudah mencapai 77,68 persen pada 2016.
Badan usaha milik negara itu juga menargetkan rasio elektrifikasi di NTB pada 2019 mencapai 90 persen.
Pewarta: Awaludin
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017
Tags: