Probolinggo (ANTARA News) - Dinas Perikanan Pemerintah Kabupaten Probolinggo meminta petani meningkatkan produksi garamnya karena harga garam di tingkat petani setempat sudah menembus Rp3.000 hingga Rp3.500 per kilogram.

"Kami mendukung petani garam untuk terus meningkatkan produksinya, apalagi sudah dua pekan ini cuaca panas tanpa hujan," kata Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Probolinggo Dedy Isfandi saat memantau sentra garam di Desa Kalibuntu, Kecamatan Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Rabu.

Menurutnya tingginya harga garam membuat konsumen baik industri maupun kalangan rumah tangga khawatir harga garam terus meningkat, sehingga Pemkab Probolinggo mengimbau agar petani garam menggenjot produksi garamnya.

"Semakin banyak persediaan garam, maka harga jual di pasarnya juga akan berangsur turun, sehingga pemerintah tidak perlu membuka kran impor," tuturnya.

Dengan harga jual tinggi, lanjut dia, maka produksi garam petani di Probolinggo diharapkan bisa maksimal karena merupakan momentum yang bagus bagi petani untuk meningkatkan kesejahteraan.

Ia mengatakan beberapa daerah saat ini "menjerit" karena kelangkaan garam, sehingga Kabupaten Probolinggo harus bisa meningkatkan produksi untuk membantu memenuhi kebutuhan garam di daerah lain.

"Faktanya, garam di Kabupaten Probolinggo selain di jual di daerah Jawa Timur, juga dijual ke Rembang di Jawa Tengah hingga Cirebon dan Indramayu di Jawa Barat. Ini perlu kita tingkatkan untuk menjamin produksi garam nasional," ucapnya.

Berdasar data, produksi garam di Kabupaten Probolinggo hingga pertengahan tahun ini baru mencapai 30-35 persen dari total kebutuhan garam sebanyak 3.000-3.300 ton per tahun dan yang sudah diproduksi sekitar 1.000 ton.

Pada tahun 2016 lalu, produksi garam di Kabupaten Probolinggo mencapai 8.436 ton dalam setahun, sehingga ada surplus sebanyak 5.000 ton yang dijual ke daerah lain.

"Kami menyarankan agar petani menggunakan media geo isolator atau geo membran karena panen bisa dilakukan paling lambat 8 hari. Jika menggunakan media tanah bisa 2 minggu, sehingga hal itu bisa mempercepat produksi garam," katanya.

Berdasar data Dinas Perikanan Kabupaten Probolinggo, luas areal pertambakan garam sekitar 320,8 hektare yang dikelola oleh 54 kelompok yang terdiri dari 477 orang pekerja yang tersebar di empat kecamatan sentra pertanian garam yaitu Kecamatan Paiton, Kraksaan, Pajarakan dan Gending.

"Kami sudah berkomunikasi dengan petani di Kecamatan Gending, Pajarakan dan Kraksaan. Selanjutnya kami juga akan memantau sentra garam di desa Randutatah, Kecamatan Paiton," ujarnya.

Sementara salah seorang petani garam Suparyono yang dikunjungi Dinas Perikanan mengatakan pihaknya akan memaksimalkan produksi garam tahun ini karena jika persediaan minim, maka kran impor garam akan dibuka oleh pemerintah.

"Dua bulan lagi memasuki panen raya. Jangan sampai impor garam malah membuat harga garam anjlok di pasaran karena kalau stabil pada harga Rp2.000 per kilogram sudah lumayan, namun jika impor terlalu banyak, kami khawatir harga garam dibawah Rp1.000 per kilogram," tuturnya.