Malang (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) batal membuka perhelatan Musabaqah Tilawatil Quran Mahasiswa Nasional (MTQMN) XV yang bakal digelar di lapangan rektorat Universitas Brawijaya (UB) Malang, Jumat (28/7).
"Tiga hari lalu kabar dari Istana Kepresidenan masih oke, tapi kabar terakhir beliau tidak bisa hadir dan didelegesikan kepada Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla. Namun, pak Wapres pun tidak bisa hadir dan didelegasikan kepada Menristekdikti M Nasir," kata Rektor Universitas Brawijaya (UB) Malang Prof M Bisri dalam konferensi pers menjelang dihelatnya MTQMN XV di kampus setempat, Rabu.
Bisri memastikan jika yang membuka perhelatan MTQMN XV tersebut adalah Menristekdikti M Nasir, bahkan Menristekdikti sudah mengirimkan jadwal (agenda). "Insya Allah yang sudah pasti ahdir dan membuka MTQMN XV pak Menristekdikti," ujarnya.
Pada kesempatan itu, Bisri mengaku di tengah menjelang perhelatan agenda besar (nasional) MTQMN, UB justru mendapatkan beberapa ujian, seperti ramainya isu kampus UB sebagai sarangnya LGBT di media sosial, munculnya rektor sebagai salah satu calon Wali Kota Malang, dan isu-isu terkait Hitzbut Tahrir Indonesia (HTI).
"UB sebagai PTN milik negara berprinsip untuk mengelola semuanya dengan mengikuti tata negara Republik Indonesia. Ketika ada masalah yang tidak sesuai peraturan pemerintah, akan kami urus sebisa mungkin dan melibatkan aparat terkait yang lebih memiliki wewenang untuk menyelesaikannya," tuturnya.
Namun, lanjutnya, pihaknya mengambil hikmah positifnya, mungkin ini untuk memupuk upaya kampus ini agar lebih baik lagi dalam hal apapun yang berkaitan dengan kampus.
Menyinggung panitia bersama antara UB dan Universitas Negeri Malang (UM) dalam menghelat MTQMN XV, Bisri mengatakan itu penunjukan dari Menristekdikti. Menteri awalnya meminta salah satu dari dua kampus negeri di Kota Malang itu untuk menjadi tuan rumah.
"Tetapi, daripada sendiri-sendiri, lebih baik kami lakukan bersama, sehingga acara juga digelar di kampus UB dan UM," ucapnya.
Sementara itu, Ketua Panitia MTQMN XV Akhmad Muwafik Saleh menambahkan dalam perhelatan MTQMN XV juga akan dibarengi dengan berbagai acara pendukung, di antaranya khataman Al Quran selama tujuh hari berturut-turut tanpa henti selama 24 jam setiap hari.
Dalam pelaksanaannya, katanya, akan melibatkan 300 hafidz dan hafidzah. Mereka sudah mendapatkan shift membaca masing-masing. Persiapan setidaknya sudah dari 2-3 bulan lalu. Khataman Al Quran selama tujuh hari berturut-turut tersebut juga didukung oleh sekitar 2.100 pembaca Alquran lainnya dari sejumlah pondok pesantren, SMA/SMK.
Cara membaca Al Quran mereka, lanjutnya, ada yang dengan hafalan dan ada yang membaca. Acara pendukung ini tidak hanya khataman Al Quran saja, tetapi banyak kegiatan lainnya, seperti tahmid akbar, pameran kaligrafi, festival albanjari, sarasehan sejarah kebangsaan, dan parenting.
Selama sepekan pelaksanaan MTQMN XV yang diikuti 251 Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta dengan jumlah peserta dan official hampir 3.000 orang itu diharapkan benar-benar mampu menghadirkan suasana Qurani di kampus UB maupun UM.
MTQMN XV juga menjadi satu-satunya kompetisi mahasiswa yang tidak melalui seleksi untuk bisa bergabung sebagai peserta.
(T.E009/C004)
(Baca: Presiden minta segera disosialisasikan bela negara kekinian)
Presiden batal buka MTQMN di Universitas Brawijaya
26 Juli 2017 19:11 WIB
Universitas Brawijaya (ub.ac.id)
Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017
Tags: