Korban meninggal akibat kecelakaan angkutan Lebaran 519 orang
26 Juli 2017 17:31 WIB
Evaluasi Pelaksanaan Angkutan Lebaran Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kiri) bersama Kakorlantas Polri Irjen Pol Royke Lumowa mengikuti raker dan rapat dengar pendapat umum (RDPU) dengan komisi V DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (26/7/2017). Raker dan RDPU tersebut membahas evaluasi pelaksanaan angkutan lebaran yang dinilai berjalan lancar. (ANTARA/Wahyu Putro A) ()
Jakarta (ANTARA News) - Korban meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas selama musim mudik dan balik Lebaran 2017 tercatat 519 orang atau turun 41,2 persen dibanding periode sama tahun 2016 yang mencapai 1.261 orang.
Sementara korban luka berat turun 40,2 persen atau 461 orang dari 1.148 orang pada 2016 (1437 H) menjadi 687 korban 2017 (1438 H), sedangkan luka ringan turun 1.331 korban (23,4 persen) dari 5.697 korban 2016 (1437 H) menjadi 4.366 korban 2017 (1438 H).
Angka kecelakaan selama masa Angkutan Lebaran 2017 menurun 30,4 persen, kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi V DPR RI di Jakarta, Rabu.
Perbandingannya, kecelakaan pada 2017 sebanyak 3.168 kejadian dibandingkan tahun 2016 sebanyak 4.551 kejadian atau turun 1.383 kejadian.
Mengenai turunnya angka kecelakaan ini, Budi memberikan apresiasi khusus terhadap kinerja kepolisian dalam rekayasa lalu lintas serta penegakan hukum selama angkutan Lebaran.
"Penurunan angka kecelakaan pada angkutan Lebaran 2017 tidak terlepas dari upaya himbauan dan penegakan hukum dari kepolisian yang cukup efektif dalam menekan angka kecelakaan," katanya.
Dalam kesempatan ini, ia berterima kasih kepada berbagai pihak yang telah bekerja keras menyukseskan angkutan Lebaran 2017 yang tidak terlepas dari matangnya perencanaan penyelenggaraan angkutan Lebaran yang telah dipersiapkan sejak Januari 2017.
"Dengan demikian dapat dikatakan bahwa program Mudik Bareng Guyub Rukun 2017 berjalan sukses, salah satunya melalui tahapan perencanaan yang matang, sehingga menjadikan pelaksanaan operasional dan pelayanan angkutan mudik berjalan lancar," katanya.
Sedangkan dari aspek kesiapan sarana transportasi secara umum dipaparkan bahwa jumlah bus AKAP, AKDP dan Pariwisata yang tersedia tahun ini sebanyak 48.790 unit naik 4,97 persen dari 2016 sebanyak 46.478 unit.
Jumlah kapal Penyeberangan Ro-Ro dan LCT yang tersedia tahun ini sebanyak 200 kapal naik 2,56 persen dari 2016 sebanyak 195 kapal.
Adapun, jumlah kapal Laut (termasuk perintis) yang tersedia tahun ini sebanyak 1.278 kapal naik 0,39 persen dari 2016 sebanyak 1.273 kapal.
Sementara itu, pesawat udara yang tersedia tahun ini sebanyak 532 pesawat naik 1,14 persen dari 2016 sebanyak 526 pesawat.
Jumlah sarana kereta api yang tersedia tahun ini sebanyak 371 sarana sama dari 2016 sebanyak 371 sarana.
Untuk kendaraan pribadi Budi mengatakan terjadi peningkatan yang melintas di jalan nasional yaitu mengalami kenaikan sebesar 713.214 unit (28,74 persen) dari 2,5 juta unit pada 2016 (1437 H) menjadi 3,2 unit pada 2017 (1438 H).
Sedangkan untuk mobil yang melintasi jalan tol pada 2017 mengalami kenaikan sebesar 121.763 unit (2,95 persen) dari 4,1 juta unit 2016 (1437 H) menjadi 4,2 juta unit pada 2017 (1438 H).
Sementara itu, untuk jumlah sepeda motor pada tahun 2016 ini mengalami kenaikan sebesar 1,6 juta unit (33,53 persen) dari 4,8 juta unit pada 2016/1437 H menjadi 6,4 juta unit Tahun 2017 (1438 H).
Terkait penggunaan sepeda motor, Budi menilai sepeda motor masih digemari untuk mudik dikarenakan memiliki tingkat fleksibilitas mobilitas dan aksesibilitas yang mudah serta biaya relatif murah.
"Untuk itu harus ada penanganan khusus terhadap pemudik angkutan sepeda motor sebagai solusi pada angkutan Lebaran di tahun mendatang," ujarnya.
Sementara korban luka berat turun 40,2 persen atau 461 orang dari 1.148 orang pada 2016 (1437 H) menjadi 687 korban 2017 (1438 H), sedangkan luka ringan turun 1.331 korban (23,4 persen) dari 5.697 korban 2016 (1437 H) menjadi 4.366 korban 2017 (1438 H).
Angka kecelakaan selama masa Angkutan Lebaran 2017 menurun 30,4 persen, kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi V DPR RI di Jakarta, Rabu.
Perbandingannya, kecelakaan pada 2017 sebanyak 3.168 kejadian dibandingkan tahun 2016 sebanyak 4.551 kejadian atau turun 1.383 kejadian.
Mengenai turunnya angka kecelakaan ini, Budi memberikan apresiasi khusus terhadap kinerja kepolisian dalam rekayasa lalu lintas serta penegakan hukum selama angkutan Lebaran.
"Penurunan angka kecelakaan pada angkutan Lebaran 2017 tidak terlepas dari upaya himbauan dan penegakan hukum dari kepolisian yang cukup efektif dalam menekan angka kecelakaan," katanya.
Dalam kesempatan ini, ia berterima kasih kepada berbagai pihak yang telah bekerja keras menyukseskan angkutan Lebaran 2017 yang tidak terlepas dari matangnya perencanaan penyelenggaraan angkutan Lebaran yang telah dipersiapkan sejak Januari 2017.
"Dengan demikian dapat dikatakan bahwa program Mudik Bareng Guyub Rukun 2017 berjalan sukses, salah satunya melalui tahapan perencanaan yang matang, sehingga menjadikan pelaksanaan operasional dan pelayanan angkutan mudik berjalan lancar," katanya.
Sedangkan dari aspek kesiapan sarana transportasi secara umum dipaparkan bahwa jumlah bus AKAP, AKDP dan Pariwisata yang tersedia tahun ini sebanyak 48.790 unit naik 4,97 persen dari 2016 sebanyak 46.478 unit.
Jumlah kapal Penyeberangan Ro-Ro dan LCT yang tersedia tahun ini sebanyak 200 kapal naik 2,56 persen dari 2016 sebanyak 195 kapal.
Adapun, jumlah kapal Laut (termasuk perintis) yang tersedia tahun ini sebanyak 1.278 kapal naik 0,39 persen dari 2016 sebanyak 1.273 kapal.
Sementara itu, pesawat udara yang tersedia tahun ini sebanyak 532 pesawat naik 1,14 persen dari 2016 sebanyak 526 pesawat.
Jumlah sarana kereta api yang tersedia tahun ini sebanyak 371 sarana sama dari 2016 sebanyak 371 sarana.
Untuk kendaraan pribadi Budi mengatakan terjadi peningkatan yang melintas di jalan nasional yaitu mengalami kenaikan sebesar 713.214 unit (28,74 persen) dari 2,5 juta unit pada 2016 (1437 H) menjadi 3,2 unit pada 2017 (1438 H).
Sedangkan untuk mobil yang melintasi jalan tol pada 2017 mengalami kenaikan sebesar 121.763 unit (2,95 persen) dari 4,1 juta unit 2016 (1437 H) menjadi 4,2 juta unit pada 2017 (1438 H).
Sementara itu, untuk jumlah sepeda motor pada tahun 2016 ini mengalami kenaikan sebesar 1,6 juta unit (33,53 persen) dari 4,8 juta unit pada 2016/1437 H menjadi 6,4 juta unit Tahun 2017 (1438 H).
Terkait penggunaan sepeda motor, Budi menilai sepeda motor masih digemari untuk mudik dikarenakan memiliki tingkat fleksibilitas mobilitas dan aksesibilitas yang mudah serta biaya relatif murah.
"Untuk itu harus ada penanganan khusus terhadap pemudik angkutan sepeda motor sebagai solusi pada angkutan Lebaran di tahun mendatang," ujarnya.
Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017
Tags: