Pontianak (ANTARA News) - Komandan Gugus Keamanan Laut Armada RI Kawasan Barat (Danguskamlabar) Laksamana Pertama (Laksma) TNI Bambang Irwanto, M.Tr (Han) mengingatkan ancaman di sektor maritim yang terus berkembang tidak hanya polemik yang sifatnya tradisional.
"Tidak hanya yang bersifat tradisional seperti kewilayahan, tetapi juga ancaman lain seperti pelaku kriminal pembajakan, perompakan, penyelundupan obat-obatan, terorisme dan pencurian ikan," kata Bambang Irwanto saat silaturahim dengan unsur maritim Kalimantan Barat di Pontianak, Rabu.
Sektor maritim Indonesia, lanjut dia, memiliki alur strategis ekonomi dunia. Sejumlah jalur-jalur perdagangan internasional yang mempengaruhi hajat hidup orang banyak, melewati Indonesia.
Salah satunya Alur Laut Kepulauan Indonesia I yang berada di wilayah Kawasan Armada Barat TNI AL seperti Karimata dan Selat Malaka.
"Kalau ada hambatan di jalur ini, maka kehidupan ekonomi juga bakal terhambat," ujar dia.
Untuk itu, kata Bambang, diperlukan sinergi dan komitmen dari semua pihak dalam menjaga keamanan di sektor maritim Indonesia. Indonesia juga menjalin kerja sama dengan pihak lain terkait keamanan di jalur-jalur maritim tersebut. "Termasuk memperhatikan berbagai peraturan di maritim internasional," kata Bambang.
Bambang Irwanto onboard di KRI Barakuda-633 singgah dan sandar di pelabuhan umum Pontianak dalam rangkaian melaksanakan kegiatan operasi Walya Udhaya 2017.
Operasi keamanan laut tersebut dilaksanakan di perairan yuridiksi nasional Indonesia wilayah Barat untuk menangkal dan menindak pelanggaran hukum serta menjaga keamanan laut dalam rangka mendukung tugas pokok TNI.
Komandan Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal) XII Pontianak Brigadir Jenderal (Brigjen) TNI (Mar) Endi Supardi dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan yang diselenggarakan ini memiliki makna penting dalam menyamakan persepsi keamanan laut serta membangun sinergitas antara TNI AL, Pemerintah Daerah, stake holder kemaritiman dan para pelaku usaha ekonomi kemaritiman sampai dengan pengguna laut ataupun perairan, khususnya di wilayah Kalimantan Barat yang terkenal dengan julukan "Provinsi Seribu Sungai".
"Dimana aktifitas perekonomian masyarakat maritim sangat bergantung dan mendambakan situasi keamanan laut yang kondusif," ujar dia. Situasi tersebut menjadikan Kalbar sangat berpeluang untuk mengembangkan potensi ekonominya melalui pembangunan yang berbasis kemaritiman (maritime base oriented) yang selaras dengan kebijakan Presiden Joko Widodo untuk mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia.
Ia mengatakan, untuk itu, sangatlah tepat apabila melalui forum silaturahim ini, seluruh komunitas maritim Kalbar bertukar ilmu dan pengalaman di lapangan sehingga terimplementasi kerja sama yang saling menguntungkan melalui koordinasi dan komunikasi yang intensif serta mengesampingkan ego sektoral masing-masing instansi kemaritiman Kalbar.
"Prinsip tersebut harus dipegang bersama dalam mewujudkan situasi keamanan laut Kalbar yang kondusif, terjaga dan menguntungkan bagi pelaku usaha ekonomi maritim," kata Danlantamal Pontianak.
(T.T011/R010)
TNI AL : ancaman sektor maritim terus berkembang
26 Juli 2017 17:09 WIB
Dokumentasi: KRI Torani 860 dan KRI Lepu 861 (Foto : Dispen Lantamal IV)
Pewarta: Teguh Imam Wibowo
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017
Tags: