Jokowi terima presiden Bank Dunia
26 Juli 2017 14:52 WIB
Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim ketika menjadi pembicara pada Supermentor ke-20 di Jakarta, Selasa (25/7/2017). Menteri Keuangan RI Sri Mulyani bersama Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim menjadi pembicara pada forum yang bertajuk "Indonesia's Great Prosperity Ahead: Will It Happen? Will It Be Yours?". (ANTARA/Galih Pradipta) ()
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo menerima kunjungan Presiden Bank Dunia (World Bank Groups) DR Jim Yong Kim bersama delegasi di Istana Merdeka Jakarta, Rabu.
Presiden yang didampingi Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menko Maritim Luhut Pandjaitan, Menteri Keuangan Sri Mulyani menerima delegasi Bank Dunia ini pukul 11.00 WIB.
"Saya mengetahui dari Menteri Keuangan (Sri Mulyani) bahwa Anda telah merencanakan kunjungan pada pekan ini sebagai bagian dari perjalanan menjelang pertemuan Bank Dunia-IMF tahun depan di Bali," kata Jokowi saat menyambut kedatangan delegasi Bank Dunia.
Jokowi juga menyampaikan apresiasi atas kemitraan yang kuat Bank Dunia dengan pemerintah Indonesia selama ini.
"Bank Dunia telah membantu memperbaiki struktur dan kualitas atau pengeluaran fiskal kita. Bank Dunia melakukan pekerjaan penting dengan kita dalam pemberantasan kemiskinan, investasi modal manusia seperti memperbaiki kesehatan dan pendidikan, dan menangani dampak perubahan iklim," kata Presiden.
Jokowi juga menyatakan gembira, dimana Bank Dunia pada tahun lalu telah meningkatkan peringkat indeks Ease of Doing Business (EODB) dari peringkat 106 menjadi 91.
"Saya tahu Anda di sini untuk mengatakan bahwa tahun ini Bank Dunia akan memberikan upgrade lagi," kata Presiden sambil bercanda.
Yong Kim, dalam konferensi pers usai pertemuan, mengatakan alasan kunjungannya tersebut karena Indonesia dan Presiden Jokowi memiliki cita-cita besar bagi negara dan rakyat.
"Indonesia memiliki tingkat pertumbuhan lebih dari 5 persen yang akan membuat iri mayoritas negara di dunia," kata Kim.
Dia mengatakan bahwa kemitraan Bank Dunia dengan Indonesia sangat erat, karena selama ini dirinya telah bekerja sama dengan Sri Mulyani selama empat tahun di Grup Bank Dunia.
"Dia tahu segalanya tentang organisasi kami dan apa yang harus kami tawarkan tetapi juga karena tujuan kami dalam mengakhiri kemiskinan dan meningkatkan kemakmuran," katanya.
Kim mengatakan Bank Dunia akan mengadakan pertemuan konkrit dalam pertemuan tahunan, dimana Indonesia sebagai tuan rumah akan dijadikan sebagai salah satu tempat di dunia bagi investor untuk berinvestasi.
"Ada leadership yang sangat kuat dari atas, ada industri pemula di begitu banyak daerah yang sekarang siap untuk investasi lebih besar terutama bagi investor luar Indonesia dan juga potensi pertumbuhan di sini sangat tinggi," katanya.
Kim juga mengatakan bahwa dirinya akan kembali ke Indonesia pada Februari 2018 untuk mempersiapkan pertemuan para investor yang akan diundang dalam pertemuan tahunan.
"Kami akan mengundang investor institusi dari berbagai belahan dunia untuk datang ke Indonesia untuk melihat peluang dan proses reformasi yang telah membawa negara ini jalan," katanya.
Dia juga menegaskan bahwa Indonesia adalah negara yang sangat penting bagi dunia dan tujuan Bank Dunia di sini adalah bekerja sama dengan pemerintah maupun sektor swasta negara ini.
"Kami akan menunjukkan seberapa cepat sebuah negara berkembang dapat beralih dari status rendah ke menengah ke atas. Kami percaya bahwa itu mungkin di sini. Kami sangat yakin bahwa ini mungkin di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi dan kami berkomitmen pada kemitraan ini dengan cara yang jarang dilakukan dengan negara seukuran ini," katanya.
Dalam kunjungannya ini, Kim didampingi oleh Victoria Kwakwa (vice president for East Asia and the Pacific), Rodrigo Chaves (Country Director Indonesia and Timor Leste), Vivek Pathak (Regional Director IFC), Azam Khan (Country Manager IFC), Rolande Prye (Operations Manager indonesia) dan Aurelie Chardon (Spcial Assistant/Advisor President World Bank Groups).
(Baca: Wapres terima Presiden Bank Dunia bahas "stunting")
Presiden yang didampingi Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menko Maritim Luhut Pandjaitan, Menteri Keuangan Sri Mulyani menerima delegasi Bank Dunia ini pukul 11.00 WIB.
"Saya mengetahui dari Menteri Keuangan (Sri Mulyani) bahwa Anda telah merencanakan kunjungan pada pekan ini sebagai bagian dari perjalanan menjelang pertemuan Bank Dunia-IMF tahun depan di Bali," kata Jokowi saat menyambut kedatangan delegasi Bank Dunia.
Jokowi juga menyampaikan apresiasi atas kemitraan yang kuat Bank Dunia dengan pemerintah Indonesia selama ini.
"Bank Dunia telah membantu memperbaiki struktur dan kualitas atau pengeluaran fiskal kita. Bank Dunia melakukan pekerjaan penting dengan kita dalam pemberantasan kemiskinan, investasi modal manusia seperti memperbaiki kesehatan dan pendidikan, dan menangani dampak perubahan iklim," kata Presiden.
Jokowi juga menyatakan gembira, dimana Bank Dunia pada tahun lalu telah meningkatkan peringkat indeks Ease of Doing Business (EODB) dari peringkat 106 menjadi 91.
"Saya tahu Anda di sini untuk mengatakan bahwa tahun ini Bank Dunia akan memberikan upgrade lagi," kata Presiden sambil bercanda.
Yong Kim, dalam konferensi pers usai pertemuan, mengatakan alasan kunjungannya tersebut karena Indonesia dan Presiden Jokowi memiliki cita-cita besar bagi negara dan rakyat.
"Indonesia memiliki tingkat pertumbuhan lebih dari 5 persen yang akan membuat iri mayoritas negara di dunia," kata Kim.
Dia mengatakan bahwa kemitraan Bank Dunia dengan Indonesia sangat erat, karena selama ini dirinya telah bekerja sama dengan Sri Mulyani selama empat tahun di Grup Bank Dunia.
"Dia tahu segalanya tentang organisasi kami dan apa yang harus kami tawarkan tetapi juga karena tujuan kami dalam mengakhiri kemiskinan dan meningkatkan kemakmuran," katanya.
Kim mengatakan Bank Dunia akan mengadakan pertemuan konkrit dalam pertemuan tahunan, dimana Indonesia sebagai tuan rumah akan dijadikan sebagai salah satu tempat di dunia bagi investor untuk berinvestasi.
"Ada leadership yang sangat kuat dari atas, ada industri pemula di begitu banyak daerah yang sekarang siap untuk investasi lebih besar terutama bagi investor luar Indonesia dan juga potensi pertumbuhan di sini sangat tinggi," katanya.
Kim juga mengatakan bahwa dirinya akan kembali ke Indonesia pada Februari 2018 untuk mempersiapkan pertemuan para investor yang akan diundang dalam pertemuan tahunan.
"Kami akan mengundang investor institusi dari berbagai belahan dunia untuk datang ke Indonesia untuk melihat peluang dan proses reformasi yang telah membawa negara ini jalan," katanya.
Dia juga menegaskan bahwa Indonesia adalah negara yang sangat penting bagi dunia dan tujuan Bank Dunia di sini adalah bekerja sama dengan pemerintah maupun sektor swasta negara ini.
"Kami akan menunjukkan seberapa cepat sebuah negara berkembang dapat beralih dari status rendah ke menengah ke atas. Kami percaya bahwa itu mungkin di sini. Kami sangat yakin bahwa ini mungkin di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi dan kami berkomitmen pada kemitraan ini dengan cara yang jarang dilakukan dengan negara seukuran ini," katanya.
Dalam kunjungannya ini, Kim didampingi oleh Victoria Kwakwa (vice president for East Asia and the Pacific), Rodrigo Chaves (Country Director Indonesia and Timor Leste), Vivek Pathak (Regional Director IFC), Azam Khan (Country Manager IFC), Rolande Prye (Operations Manager indonesia) dan Aurelie Chardon (Spcial Assistant/Advisor President World Bank Groups).
(Baca: Wapres terima Presiden Bank Dunia bahas "stunting")
Pewarta: Joko Susilo
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017
Tags: