Malang (ANTARA News) - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyatakan masyarakat harus sadar dan paham terhadap perlunya untuk melawan radikalisme, termasuk yang disebarkan lewat media sosial atau dunia maya.
Direktur Pencegahan BNPT Brigjen Pol Hamli di Malang, Jawa Timur, Selasa, mengemukakan pelibatan masyarakat dalam memerangi radikalisme, termasuk yang ada di dunia maya menjadi penting agar mereka paham dan mengerti bahwa kontraradikalisme itu harus terus digiatkan.
"Penyadaran sikap dan pemahaman pentingnya antiradikalisme ini harus melibatkan masyarakat dari berbagai kalangan, termasuk anak-anak muda yang ahli di bidang teknologi informasi (TI) guna memerangi berita-berita atau unggahan yang bersifat negatif," ujar Hamli di sela Pelatihan Duta Damai Dunia Maya di Malang.
Berdasarkan hasil penelitian dilakukan BNPT bekerja sama dengan sejumlah pihak, lanjutnya, 72 persen masyarakat di Tanah Air merupakan masyarakat yang antiradikalisme, namun masyarakat tersebut bersikap toleran pasif yang seharusnya toleran aktif.
Sementara itu, dalam hasil penelitian itu juga disebutkan rakyat yang terlibat dalam aksi radikalisme tak lebih dari 1 persen, 7,7 persen mau radikalisme dan 0,4 persen sudah melakukan radikalisme. Data tersebut bersumber dari hasil penelitian ilmiah kerja sama BNPT dengan sejumlah lembaga peleliti terpercaya.
Namun demikian, Hamli menekankan perlunya kewaspadaan terhadap paham radikalisme sekecil apapun."Semua elemen patut mawas diri dan waspada terhadap radikalisme," kata Hamli.
Ia mengakui upaya pihak-pihak menyebarkan teror dan berita-berita "hoax" di Tanah Air sudah merambah seluruh aspek dan dimensi kehidupan tanpa memandang status sosial, agama, ras, suku dan jenjang lembaga pendidikan.
Menyinggung efektifitas latihan yang digelar bagi anak-anak muda ahli TI untuk memerangi radikalisme di dunia maya, Hamli mengaku saat ini masih belum bisa diukur.
"Hasil dari pelatihan ini baru bisa dilihat pada akhir tahun. Harapan kami paling tidak bisa mengimbangi orang-orang atau kelompok yang mengunggah berita-berita negatif," ujarnya.
Pelatihan Duta Damai Dunia Maya yang digelar di Kota Malang itu berlangsung selama empat hari, mulai 24 hingga 27 Juli 2017. Jumlah peserta yang lolos mengikuti pelatihan 60 orang. Mereka adalah anak-anak muda yang ahli di bidang TI.
BNPT: masyarakat harus paham perlunya melawan radikalisme
25 Juli 2017 20:16 WIB
Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)
Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017
Tags: