68 calon Pasukan Pengibar Bendera Pusaka nasional digembleng di Cibubur
25 Juli 2017 18:25 WIB
Dokumentasi anggota Paskibraka membawa Bendera Pusaka dan duplikatnya untuk diserahkan kepada Presiden Joko Widodo saat Upacara penurunan bendera memperingati HUT ke-70 Kemerdekaan Indonesia, di halaman Istana Merdeka, Jakarta, Senin (17/8). (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)
Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak 68 calon anggota Pasukan Pengibar Bendara Pusaka nasional yang akan bertugas pada peringatan HUT Kemerdekaan ke-72 Indonesia, di Istana Negara, Jakarta, pada 17 Agustus siap digembleng di PP PON Cibubur, Jakarta Timur.
Juru Bicara Kementerian Pemuda dan Olahraga, Anindya Putri, di Jakarta, Selasa, mengatakan, mereka adalah hasil seleksi putra-putri tingkat SLTA terbaik dari 34 provinsi. Proses seleksi dimulai dari tingkat sekolah hingga masing-masing provinsi.
Terkait proses seleksi, kata Putri, tahun ini sedikit ada perubahan dibandingkan tahun sebelumnya terutama terkait dengan jumlah peserta. Sebelumnya setiap provinsi mengirimkan empat calon, namun untuk tahun ini hanya dua orang saja.
"Masing-masing provinsi hanya mengirimkan satu orang calon putra dan satu putri. Namun, di daerah tetap ada cadangan jika sewaktu-waktu dibutuhkan," kata Putri Indonesia 2015 itu.
Adapun pelatih mereka nanti adalah perwira dan bintara TNI dari Garnisun Tetap I/Jakarta. Penguasaan baris berbaris menjadi yang utama hingga penanaman jiwa nasionalisme.
Pasukan Pengibar Bendera Pusaka dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu kelompok delapan, kelompok 17, dan kelompok 45. Mereka akan dipimpin seorang perwira pertama TNI atau polisi.
Pada 2016, seorang anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka, Gloria Hamel yang berasal dari Banten, batal menjalankan tugasnya. Penyebabnya status kewarganegaraannya yang kemudian diketahui Prancis dan kasus ini baru sekali itu terjadi.
Juru Bicara Kementerian Pemuda dan Olahraga, Anindya Putri, di Jakarta, Selasa, mengatakan, mereka adalah hasil seleksi putra-putri tingkat SLTA terbaik dari 34 provinsi. Proses seleksi dimulai dari tingkat sekolah hingga masing-masing provinsi.
Terkait proses seleksi, kata Putri, tahun ini sedikit ada perubahan dibandingkan tahun sebelumnya terutama terkait dengan jumlah peserta. Sebelumnya setiap provinsi mengirimkan empat calon, namun untuk tahun ini hanya dua orang saja.
"Masing-masing provinsi hanya mengirimkan satu orang calon putra dan satu putri. Namun, di daerah tetap ada cadangan jika sewaktu-waktu dibutuhkan," kata Putri Indonesia 2015 itu.
Adapun pelatih mereka nanti adalah perwira dan bintara TNI dari Garnisun Tetap I/Jakarta. Penguasaan baris berbaris menjadi yang utama hingga penanaman jiwa nasionalisme.
Pasukan Pengibar Bendera Pusaka dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu kelompok delapan, kelompok 17, dan kelompok 45. Mereka akan dipimpin seorang perwira pertama TNI atau polisi.
Pada 2016, seorang anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka, Gloria Hamel yang berasal dari Banten, batal menjalankan tugasnya. Penyebabnya status kewarganegaraannya yang kemudian diketahui Prancis dan kasus ini baru sekali itu terjadi.
Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017
Tags: