Equis Energy ingin tarik industri baterai Australia ke Indonesia
24 Juli 2017 15:25 WIB
Dirjen Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika Kementerian Perindustrian I Gusti Putu Suryawirawan. (ANTARA News/ Sella Panduarsa Gareta)
Jakarta (ANTARA News) - Pengembang energi terbarukan Equis Energy atau PT Redaya Energi Indonesia berencana menarik investor baterai penyimpan energi solar dari Australia ke Indonesia untuk mengembangkan energi ramah lingkungan di Tanah Air.
"Mereka menawarkan kepada Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto untuk membawa industri baterai untuk menyimpan energi solar ke Indonesia," kata Dirjen Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika Kementerian Perindustrian I Gusti Putu Suryawirawan di Jakarta, Senin.
Putu menyampaikan hal tersebut usai mendampingi Menteri Airlangga bertemu Partner and Head of Indonesia and Thailand Equis Energy Tim Russell di Gedung Kemenperin, Jakarta.
Menurut Putu, perusahaan asal Negeri Kanguru ini merupakan IPP (Independent Power Producer) atau perusahaan produsen listrik swasta yang dibentuk oleh konsorsium untuk melakukan perjanjian jual beli tenaga listrik atau Power Purchase Agreement (PPA) dengan PLN.
Equis telah membangun pembangkit listrik tenaga angin di Jeneponto, Sulawesi Selatan, dan pembangkit listrik tenaga solar di Minahasa, Sulawesi Utara.
"Keduanya masuk Program Pengembangan 35.000 Megawatt. Karena 5.000 watt diantaranya disediakan untuk renewable energy," ungkap Putu.
Menanggapi rencana Equis yang ingin menarik investor baterai, Putu menyampaikan bahwa Menteri Airlangga menyambut baik, mengingat industri baterai belum banyak di Indonesia.
"Baterai di sini sudah ada, tapi belum besar, namanya Mega Factory. Ada beberapa, tapi tidak cukup. Inikah berkembang terus (kebutuhannya)," tukas Putu.
"Mereka menawarkan kepada Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto untuk membawa industri baterai untuk menyimpan energi solar ke Indonesia," kata Dirjen Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika Kementerian Perindustrian I Gusti Putu Suryawirawan di Jakarta, Senin.
Putu menyampaikan hal tersebut usai mendampingi Menteri Airlangga bertemu Partner and Head of Indonesia and Thailand Equis Energy Tim Russell di Gedung Kemenperin, Jakarta.
Menurut Putu, perusahaan asal Negeri Kanguru ini merupakan IPP (Independent Power Producer) atau perusahaan produsen listrik swasta yang dibentuk oleh konsorsium untuk melakukan perjanjian jual beli tenaga listrik atau Power Purchase Agreement (PPA) dengan PLN.
Equis telah membangun pembangkit listrik tenaga angin di Jeneponto, Sulawesi Selatan, dan pembangkit listrik tenaga solar di Minahasa, Sulawesi Utara.
"Keduanya masuk Program Pengembangan 35.000 Megawatt. Karena 5.000 watt diantaranya disediakan untuk renewable energy," ungkap Putu.
Menanggapi rencana Equis yang ingin menarik investor baterai, Putu menyampaikan bahwa Menteri Airlangga menyambut baik, mengingat industri baterai belum banyak di Indonesia.
"Baterai di sini sudah ada, tapi belum besar, namanya Mega Factory. Ada beberapa, tapi tidak cukup. Inikah berkembang terus (kebutuhannya)," tukas Putu.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017
Tags: