Jakarta (ANTARA News) - Presiden Grup Bank Dunia Jim Yong Kim akan mengunjungi Jakarta, Indonesia dalam lawatan selama dua hari untuk membahas reformasi kebijakan guna meningkatkan penerimaan dan mendorong belanja lebih efisien di sektor infrastruktur dan sumber daya manusia.

"Saya sangat mendukung upaya pemerintah untuk melanjutkan reformasi yang akan menguntungkan seluruh penduduk Indonesia, termasuk menemukan cara untuk mengumpulkan dan membelanjakan pendapatan dengan lebih baik untuk membiayai pembangunan," kata Kim dalam pernyataan yang diterima di Jakarta, Senin.

Dalam kunjungan yang berlangsung Selasa (25/7) hingga Rabu (26/7) ini, Kim dijadwalkan bertemu dengan Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, dan sejumlah menteri lainnya.

Menurut rencana, Kim akan berpartisipasi dalam acara Forum Pembiayaan Infrastruktur yang bertujuan melibatkan pemangku kepentingan sektor publik dan swasta dalam memobilisasi pembiayaan pembangunan infrastruktur.

"Kesenjangan infrastruktur Indonesia merupakan tantangan yang mendesak tetapi juga peluang yang sangat besar. Investasi infrastruktur yang efektif sangat penting untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, dan akan membantu membuka potensi besar negara ini," jelas Kim.

Forum Pembiayaan Infrastruktur yang berlangsung pada Selasa (25/7) merupakan bagian dari rangkaian acara menuju Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia pada 2018 yang akan diselenggarakan pada Oktober 2018 di Bali, Indonesia.

"Saya berterimakasih kepada pemerintah dan masyarakat Indonesia yang menjadi tuan rumah Annual Meetings 2018. Kegiatan global ini akan mengangkat banyak keberhasilan pembangunan Indonesia, juga keanekaragaman budaya dan keindahan alamnya," tambah Kim.

Selain itu, Kim akan menyampaikan pesan kepada kaum muda Indonesia tentang pentingnya berinvestasi pada generasi muda untuk lebih meningkatkan kesadaran akan tantangan Indonesia dalam membangun sumber daya manusia.

Menurut dia, intervensi pada anak usia dini sangat penting untuk mengakhiri epidemi stunting (kurang gizi kronis) dan merupakan investasi paling efektif secara biaya bagi sebuah negara untuk mengurangi ketidaksetaraan, meningkatkan pertumbuhan di masa depan serta kemakmuran.

"Anak yang sehat dan bahagia akan menjadi anggota masyarakat yang produktif dan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Melakukan investasi di bidang ini sangat penting untuk mewujudkan aspirasi Indonesia yang tinggi," kata Kim.

Saat ini, sebuah survei kesehatan nasional memperkirakan bahwa sekitar sembilan juta anak Indonesia di bawah usia lima tahun mengalami stunting atau sekitar sepertiga dari seluruh balita Indonesia.