Ada yang berbeda dari panggung yang biasa dipakai Presiden menyampaikan pesannya: satu meja kecil bertaplak hitam disiapkan tak jauh dari podium, untuk apa perkakas tak lazim itu menemani Presiden Joko Widodo saat memberi petuah?

Tak lama, fungsi meja kecil itu pun terkuak.

"Sekarang saya mau mengundang ibu negara, Ibu Jokowi ayo maju bu saya undang karena saya mau main sulap, saya sudah lima hari lima malam belajar sulap," kata Presiden di hadapan ribuan anak yang menghadiri peringatan Hari Anak Nasional 2017 di Lapangan Gedung Daerah Pauh Janggi, Pekanbaru, Riau, Minggu (23/7).

Iriana Joko Widodo pun maju ke panggung. Mengenakan kaus peringatan Hari Anak Nasional warna merah dan putih ditambah celana training merah, ia tampak kompak dengan suaminya mencoba trik sulap yang baru pertama kali mereka lakukan.

Presiden Joko Widodo yang juga memakai celana training dan kaos berbalut jaket merah dengan logo pahlawan super Flash di bagian dada itu pun terus tersenyum saat mencoba trik demi trik yang sudah dipersiapkan.

Pada percobaan pertama, Presiden mengeluarkan satu tongkat sulap yang biasa dipakai para pesulap, dan tak lama menunggu tongkat itu pun berubah menjadi plastik.

Aksi pembuka itu mulai menarik anak-anak SD yang berada di dekat panggung namun tampak mereka mulai tidak konsentrasi mengikuti keseluruhan acara.

Sadar aksi pertamanya sudah memancing perhatian, Presiden dan Ibu Negara pun memainkan trik keduanya. Kali ini Iriana benar-benar ikut memainkan peran sebagai asisten pesulap dalam trik memindahkan bola.

"Bolanya dipegang oleh ibu Jokowi, pegang bu, simpan bolanya, kosong ya anak-anak," kata Presiden sambil memperlihatkan kedua tangannya.

"Bolanya ada di siapa tadi?" tanya Presiden mencoba berinteraksi dengan anak-anak.

"Bu Jokowi," jawab anak-anak.

"Ini saya tutup lagi, biar dilihat, kosong? Kosong, coba saya tutup, dihitung lagi, 1, 2, 3," kata Presiden sambil berjalan ke kiri dan kanan panggung dengan meremas kedua tangannya.

Tak disangka dari dua tangan yang kosong itu malah muncul bola kecil padahal bola kecil hijau sebelumnya sudah diberikan kepada Ibu Iriana.

"Bolanya masih di sini, coba lihat, bolanya masih di bu Jokowi, ini namanya sulap," ungkap Presiden disambut dengan tepuk tangan anak-anak.

Pada trik ketiga, durasi permainan pun bertambah. Kali ini Presiden mengajak anak-anak untuk menebak apakah kotak hitam yang ada di tangannya benar-benar kosong atau berisi kotak-kotak warna-warni dengan ukuran yang lebih keci.

"Ini saya berikan ke Ibu dulu, ini ada satu, dua, ayo diambil lagi," kata Presiden sambil menyerahkan dua kotak kecil ke tangan Iriana.

Pertanyaan selanjutnya apakah masih ada kotak kecil yang akan keluar dari kotak hitam di tangan Presiden?

"Masih ada? Masih," kata Presiden dengan memberikan kotak kecil ketiga.

"Masih? diambil lagi, masih? Sudah kosong, coba dihitung lagi! 1, 2, 3," ungkap Presiden sambil hilir mudik dari ujung panggung ke ujung yang lain dan ternyata kotak kecil keempat dan kelima pun keluar. Padahal kotak hitam itu tampak kosong bagi anak-anak.

"Coba ada lagi ndak ya? Dihitung lagi coba, coba lihat masih gak ya? Oh masih," demikian ulang Prsiden sampai mengeluarkan kotak kecil kesembilan.

"Ayo dilihat, dilihat, kosong, ini lagi dihitung, sekarang habis, hahaha," ungkap Presiden akhirnya.

Tentu pesulap yang tidak melakukan interaksi langsung dengan para penontonya akan jadi kurang menarik. Pada trik keempat, Presiden pun mengajak seorang anak bernama Amin untuk maju ke panggung.

"Sekarang coba saya akan minta kepada adik Amin untuk mengambil, tapi pelan-pelan tidak boleh nengok, diambil. Tadi ada apa? Kosong ya? Ada," kata Presiden "memerintahkan" Amin memasukkan tangan ke kantong merah beludru yang awalnya ditunjukkan kosong itu.

Namun saat Amin merogohkan tangannya ke kotak, ia menemukan sesuatu yang menarik.

"Tadi kosong toh? Sekarang ada apa?" tanya Presiden ke Amin.

"Jam tangan," jawab Amin.

"Ya sudah jam tangannya untuk dek Amin," ungkap Presiden disambut teriakan anak-anak lain.

Kegembiraan anak-anak pun sontak muncul seperti tema yang diangkat pada Hari Anak Nasional 2017 "Saya Anak Indonesia, Saya Gembira"

"Alhamdulilah saya bangga anak-anak hadir di sini, mukanya cerah semua, memperlihatkan anak-anak memiliki optimisme. Saya lihat juga anak-anak tadi berani, ada yang mendekati saya bisik-bisik, Pak minta selfie, Pak minta selfie," kata Presiden dalam sambutannya.



Jangan merundung

Meski telah menghibur anak-anak, namun Presiden juga berpesan agar anak-anak Indonesia harus belajar yang keras dan tidak boleh mengejek teman-temannya, apalagi melakukan perundungan (bullying).

"Anak-anak harus belajar, belajar yang keras, harus belajar dan saya titip pesan tidak boleh mem-bully teman-temannya, setuju? Tidak boleh mengejek temannya, tidak boleh mencemooh, tidak boleh mencela temannya, harus saling menghargai, saling membantu, saling menolong, kalau ada temannya yang sakit harus ditengok, kalau pas nengok jangan lupa bawa roti bawa makanan biar cepat sembuh, setuju mencemooh, mengejek itu tidak boleh setuju?" tanya Presiden kepada anak-anak.

"Setuju," jawab anak-anak.



Rahasia sulap

Lantas apa rahasia sulap Presiden dan mengapa Presiden menggunakan trik sulap pada Hari Anak Nasional 2017 itu?

Awalnya, Iriana Joko Widodo menutup rapat rahasia sulap suaminya itu.

"Belajarnya rahasia, belajar sendiri dong, masa dari Pak Tarno?" kata Iriana menyebut salah satu pesulap yang pernah muncul di pertunjukan pencarian bakat, saat ditanya rahasia sulapnya.

Ia mengaku sulap dipilih karena anak-anak akan tidak nyaman mendengarkan pidato yang berkepanjangan.

"Soalnya anak-anak kalau hanya pidato-pidato kasihan, tadi saja sudah ada yang tidak memperhatikan," tambah Iriana.

Tapi untunglah Presiden mau mengungkapkan rahasia trik sulapnya ke publik.

"Di-training Kaesang, jadi saya dan Bu Jokowi di-training selama lima hari, setiap malam kalau pulang, malam pukul 23.00-24.00 WIB di-training, tidak tahu tadi bagus tidak, bagus ya?" kata Presiden seusai meninjau perumahan Griya Setia Bangsa di Pekanbaru.

Ternyata, putra bungsu Presiden Kaesang Pangarep yang mengajarkan kedua orang tuanya bermain sulap.

"Rahasianya belajar lima hari," tambah Presiden.

Meski menjelaskan bahwa ia sudah berlatih, Presiden mengaku bahwa ia tidak jago bermain sulap.

"Namanya bukan tukang sulap, tidak jago, baru lima hari jadi kalau ketahuan sulapnya mohon maaf. Tadi anak-anak juga banyak yang nunjuk, Itu pak kelihatan Pak," ungkap Presiden sambil tertawa.

Mungkin karena Joko Widodo adalah seorang Presiden dan bukan pesulap maka adagium bagi pesulap yang berbunyi "A true magician never reveals his secrets" pun tidak berlaku.

Namun empat trik sulap Presiden dan Ibu Negara jelas menghibur anak-anak Indonesia.

Jadi Selamat Hari Anak Nasional. Saya Anak Indonesia. Saya Gembira!

(Baca: Bicara bullying, Presiden Jokowi bilang "Kita harus stop itu")