Jokowi nostalgia di UGM
22 Juli 2017 10:20 WIB
Presiden Joko Widodo mengenalkan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai pemersatu keberagaman suku bangsa yang menjadi kekuatan negara saat menghadiri Kongres Pancasila Ke-9 di Balairung Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Sabtu (22/7/2017). (ANTARA News/Bayu Prasetyo)
Yogyakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo bernostalgia di Kampus UGM saat dirinya menghadiri acara Kongres Pancasila Ke-9 di Yogyakarta.
"Memasuki halaman yang kita pakai untuk acara ini saya ingat. Ingat kalau pagi-pagi datang kuliahnya belum dimulai, saya belajarnya di bawah pohon di sebelah ini," kata Jokowi dalam sambutannya di Balairung UGM pada Sabtu pagi.
Jokowi menunjuk salah satu titik lokasi tempat dia belajar di kawasan itu, yaitu di tangga depan Balairung UGM.
Kepala Negara sempat berkelakar mengenai kawasan yang sering dijadikan tempat "nongkrong" olehnya.
"Jadi kalau mau jadi presiden, belajarnya di situ, di tangga ini. Ini tangga keramat ini," ujar Jokowi disambut tawa para hadirin yang terdiri atas beberapa mahasiswa, pelajar dan akademisi.
Presiden juga mengatakan bahwa UGM memiliki peran penting dalam perjuangan kemerdekaan RI.
Selain itu dalam sambutannya, Jokowi mengatakan perkembangan teknologi di dunia berubah begitu pesat mulai dari transportasi hingga keuangan dan media.
Presiden menjelaskan generasi Y yang hadir sudah menggunakan kecanggihan teknologi secara digital.
Generasi Y, tambah Jokowi, menjadi sumberdaya manusia yang berpotensi untuk dikembangkan sekaligus pasar yang besar.
Jokowi mengingatkan agar perubahan-perubahan itu jangan sampai menggerus karakter bangsa.
"Pancasila itu sangat-sangat penting sekali untuk memperkuat karakter bangsa Indonesia. Sangat penting sekali dan kita bersyukur kita sekarang sudah punya Pancasila dan kita bersyukur bahwa komitmen kita berpancasila sudah bulat," ujar Presiden.
Usai menghadiri Kongres Pancasila, Presiden bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo menghadiri pembukaan Rapat Koordinasi Pimpinan Nasional PGRI di Hotel Sahid Jaya, Kabupaten Sleman.
Kemudian pada Sabtu siang, Presiden pun akan meresmikan pembangunan Museum Muhammadiyah di Yogyakarta sebelum bertolak ke Semarang, Jawa Tengah untuk melanjutkan rangkaian kunjungan kerja.
"Memasuki halaman yang kita pakai untuk acara ini saya ingat. Ingat kalau pagi-pagi datang kuliahnya belum dimulai, saya belajarnya di bawah pohon di sebelah ini," kata Jokowi dalam sambutannya di Balairung UGM pada Sabtu pagi.
Jokowi menunjuk salah satu titik lokasi tempat dia belajar di kawasan itu, yaitu di tangga depan Balairung UGM.
Kepala Negara sempat berkelakar mengenai kawasan yang sering dijadikan tempat "nongkrong" olehnya.
"Jadi kalau mau jadi presiden, belajarnya di situ, di tangga ini. Ini tangga keramat ini," ujar Jokowi disambut tawa para hadirin yang terdiri atas beberapa mahasiswa, pelajar dan akademisi.
Presiden juga mengatakan bahwa UGM memiliki peran penting dalam perjuangan kemerdekaan RI.
Selain itu dalam sambutannya, Jokowi mengatakan perkembangan teknologi di dunia berubah begitu pesat mulai dari transportasi hingga keuangan dan media.
Presiden menjelaskan generasi Y yang hadir sudah menggunakan kecanggihan teknologi secara digital.
Generasi Y, tambah Jokowi, menjadi sumberdaya manusia yang berpotensi untuk dikembangkan sekaligus pasar yang besar.
Jokowi mengingatkan agar perubahan-perubahan itu jangan sampai menggerus karakter bangsa.
"Pancasila itu sangat-sangat penting sekali untuk memperkuat karakter bangsa Indonesia. Sangat penting sekali dan kita bersyukur kita sekarang sudah punya Pancasila dan kita bersyukur bahwa komitmen kita berpancasila sudah bulat," ujar Presiden.
Usai menghadiri Kongres Pancasila, Presiden bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo menghadiri pembukaan Rapat Koordinasi Pimpinan Nasional PGRI di Hotel Sahid Jaya, Kabupaten Sleman.
Kemudian pada Sabtu siang, Presiden pun akan meresmikan pembangunan Museum Muhammadiyah di Yogyakarta sebelum bertolak ke Semarang, Jawa Tengah untuk melanjutkan rangkaian kunjungan kerja.
Pewarta: Bayu Prasetyo
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017
Tags: