Kemenperin dorong pendalaman struktur industri mebel
21 Juli 2017 10:44 WIB
Dokumentasi Dirjen Industri Agro Panggah Susanto (ketiga kanan) mendampingi Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto (tengah) bersama CEO PT Musim Mas Bachtiar Karim (kiri) sedang mendengarkan penjelaskan mengenai sejarah berdirinya perusahaan hingga capaian yang telah diraih ketika mengunjungi pabrik PT Musim Mas di Medan, Sumatera Utara, 23 Februari 2017. (humas kemenperin) ()
Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perindustrian mendorong pendalaman struktur industri mebel untuk meningkatkan efisiensi dan memudahkan pelaku usaha mendapatkan bahan baku.
"Memang efisiensi ini penting dilakukan, sehingga ongkos produksi industri mebel bisa ditekan dan daya saing bisa didongkrak," kata Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian Panggah Susanto dihubungi Antaranews di Jakarta, Jumat.
Panggah menyampaikan, pihaknya mendapat laporan bahwa terdapat industri cat dan thiner yang sedang dikembangkan dengan teknologi baru.
Menurut Panggah, hal tersebut sangat baik dan berpotensi mendukung industri mebel ke arah efisiensi.
Selain itu, Panggah berharap, bahan pendukung industri mebel, seperti gerendel dan berbagai macam aksesoris juga bisa masuk ke Indonesia.
"Nah bagaimana bahan pendukung itu bisa masuk kesini dengan cost yang kompetitif," pungkas Panggah.
Sebelumnya, Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia mengeluarkan 10 strategi untuk meningkatkan daya saing industri mebel.
Salah satunya adalah perlunya regulasi pengamanan suplai bahan baku sebagai jaminan ketersediaan pasokan ke industri barang jadi.
"Seluruh kebutuhan bahan baku terutama kayu dan rotan untuk industri mebel dan kerajinan nasional tercukupi dalam jangka pendek, menengah dan jangka panjang dengan merealisasikan konsep hilirisasi," kata Wakil Ketua Umum HIMKI Abdul Sobur.
"Memang efisiensi ini penting dilakukan, sehingga ongkos produksi industri mebel bisa ditekan dan daya saing bisa didongkrak," kata Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian Panggah Susanto dihubungi Antaranews di Jakarta, Jumat.
Panggah menyampaikan, pihaknya mendapat laporan bahwa terdapat industri cat dan thiner yang sedang dikembangkan dengan teknologi baru.
Menurut Panggah, hal tersebut sangat baik dan berpotensi mendukung industri mebel ke arah efisiensi.
Selain itu, Panggah berharap, bahan pendukung industri mebel, seperti gerendel dan berbagai macam aksesoris juga bisa masuk ke Indonesia.
"Nah bagaimana bahan pendukung itu bisa masuk kesini dengan cost yang kompetitif," pungkas Panggah.
Sebelumnya, Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia mengeluarkan 10 strategi untuk meningkatkan daya saing industri mebel.
Salah satunya adalah perlunya regulasi pengamanan suplai bahan baku sebagai jaminan ketersediaan pasokan ke industri barang jadi.
"Seluruh kebutuhan bahan baku terutama kayu dan rotan untuk industri mebel dan kerajinan nasional tercukupi dalam jangka pendek, menengah dan jangka panjang dengan merealisasikan konsep hilirisasi," kata Wakil Ketua Umum HIMKI Abdul Sobur.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2017
Tags: