Singapura (ANTARA News) - Kontingen bola basket Indonesia gagal mempersembahkan medali di ajang ASEAN Schools Games 2017, Singapura, setelah pada pertandingan hari keempat, sama-sama kalah dari Filipina.


Padahal, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), menargetkan kontingen bola basket sekurang-kurangnya meraih satu medali emas di ajang pesta olahraga pelajar Asia Tenggara tersebut.


Dalam laga yang digelar di Our Tempines Hub, Selasa, tim nasional pelajar putra Indonesia kalah dari Filipina 44-66, sementara tim putri takluk 48-78.

Hasil itu membuat baik tim putra maupun putri menelan tiga kekalahan, setelah sebelumnya ditundukkan Thailand dan Malaysia. Keduanya hanya berhasil mraih satu kemenangan saja selama ASG 2017, atas tuan rumah Singapura.

Tiga kekalahan yang diderita dari empat laga membuat tim putra dan putri Indonesia hanya mengoleksi lima poin di turnamen bola basket ASG 2017 yang digelar dengan format setengah kompetisi (round robin) dan diikuti lima negara.

Pada sektor putra, poin Indonesia tak mungkin mengejar tiga tim di atasnya yang masing-masing baru masih menyisakan satu laga untuk dijalani. Thailand saat ini memimpin dengan raihan enam poin, diikuti Malaysia (5) dan Filipina (5).

Di kelompok putri, Filipina (6) memimpin diikuti Thailand (5) dan Malaysia (5). Ketiga tim yang berada di atas posisi Indonesia (5) di peringkat keempat juga baru menjalani tiga laga.



Pertandingan terakhir bola basket akan digelar pada Rabu (19/7).

Pelatih minta maaf

Pelatih timnas bola basket pelajar putri, Marlina Herawan, meminta maaf atas kegagalan kontingen bola basket mencapai target satu medali emas yang sempat dipatok Kemenpora.

"Anak-anak sudah berjuang maksimal. Mohon maaf untuk hasil yang kami dapatkan. Kami tiga kali kalah dan peluang medali sudah tertutup," kata pelatih tim putri Marlina Herawan.

Marlina melanjutkan, salah satu penyebab dari pencapaian tersebut adalah kurangnya persiapan tim yang baru menjalani seleksi pada tanggal 3-5 Juli 2017 dan langsung berlatih sehari setelahnya.

"Kalau negara lain seperti Filipina dan Thailand sudah mempersiapkan tim pelajar sejak lama," tutur dia.