Rupiah Selasa sore menguat 25 poin
18 Juli 2017 17:27 WIB
Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa (18/7/2017) sore, bergerak menguat sebesar 25 poin menjadi Rp13.301 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.326 per dolar Amerika Serikat (AS).(ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf)
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa sore, bergerak menguat sebesar 25 poin menjadi Rp13.301 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.326 per dolar Amerika Serikat (AS).
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Selasa mengatakan bahwa nilai tukar rupiah kembali terapresiasi terhadap dolar AS, sentimen dari dalam negeri mengenai surplus neraca perdagangan masih direspon positif pelaku pasar.
"Sentimen dari dalam negeri dinilai positif pasar, situasi itu menjadi salah satu faktor yang menopang kurs rupiah," katanya.
Ia mengemukakan bahwa salah satu sentimen positif yang direspon pasar, yakni neraca perdagangan pada Juni 2017 yang mencatatkan surplus sebesar 1,63 miliar dolar AS, serta rasio utang Indonesia yang masih tergolong kecil dibandingkan negara-negara anggota G20.
Terpantau harga minyak jenis WTI Crude pada Selasa sore ini menguat 0,41 persen menjadi 46,21 dolar AS per barel, dan Brent Crude naik 0,43 persen menjadi 48,63 dolar AS per barel.
Analis Monex Investindo Futures, Faisyal menambahkan bahwa dolar AS masih terlihat melemah, data ekonomi Amerika Serikat yang hasilnya di bawah ekspektasi pasar serta potensi data indeks manufaktur yang akan dirilis melambat menjadi faktor penahan apresiasi dolar AS.
"Situasi itu membuat permintaan terhadap aset safe haven seperti dolar AS cenderung menurun," katanya.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Selasa ini (18/7) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah ke posisi Rp13.314 dibandingkan hari sebelumnya (Senin, 17/7) Rp13.313 per dolar AS.
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Selasa mengatakan bahwa nilai tukar rupiah kembali terapresiasi terhadap dolar AS, sentimen dari dalam negeri mengenai surplus neraca perdagangan masih direspon positif pelaku pasar.
"Sentimen dari dalam negeri dinilai positif pasar, situasi itu menjadi salah satu faktor yang menopang kurs rupiah," katanya.
Ia mengemukakan bahwa salah satu sentimen positif yang direspon pasar, yakni neraca perdagangan pada Juni 2017 yang mencatatkan surplus sebesar 1,63 miliar dolar AS, serta rasio utang Indonesia yang masih tergolong kecil dibandingkan negara-negara anggota G20.
Terpantau harga minyak jenis WTI Crude pada Selasa sore ini menguat 0,41 persen menjadi 46,21 dolar AS per barel, dan Brent Crude naik 0,43 persen menjadi 48,63 dolar AS per barel.
Analis Monex Investindo Futures, Faisyal menambahkan bahwa dolar AS masih terlihat melemah, data ekonomi Amerika Serikat yang hasilnya di bawah ekspektasi pasar serta potensi data indeks manufaktur yang akan dirilis melambat menjadi faktor penahan apresiasi dolar AS.
"Situasi itu membuat permintaan terhadap aset safe haven seperti dolar AS cenderung menurun," katanya.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Selasa ini (18/7) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah ke posisi Rp13.314 dibandingkan hari sebelumnya (Senin, 17/7) Rp13.313 per dolar AS.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017
Tags: