Jakarta (ANTARA News) - Laporan tahunan Kaspersky Lab menyebutkan bahwa pelaku serangan mobile ransomware kini memfokuskan aksi mereka di negara berkembang.
"Kalau dulu ransomware identik dengan PC, kini juga menyerang mobile, karena pengguna mobile saat ini lebih banyak dari PC," kata Dony Koesmandarin, Manajer Kaspersky Lab Teritorry Channel Indonesia, di Jakarta, Selasa.
Laporan itu sesuai dengan hasil survei comScore yang menunjukkan peningkatan dan potensi peningkatan jumlah pengguna perangkat mobile.
"Karena penggunanya cukup banyak, akhirnya orang mulai bermain dan mencoba membuat malware di perangkat mobile," kata Dony.
Dony mengatakan bahwa serangan mobile ransomware mencapai momen "jaya-jayanya" pada periode 2016-2017.
Berdasarkan laporan Kaspersky Lab, aktivasi mobile ransomware melejit pada kuartal pertama 2017 di mana terdapat 218.625 paket instalasi mobile Trojan-Ransomware -- 3,5 kali lebih banyak dari pada kuartal sebelumnya.
Para penjahat menyasar negara-negara dengan infrastruktur keuangan dan pembayaran yang masih berkembang karena mudah dikompromikan.
Pada periode 2015-2016, Jerman merupakan negara dengan persentase pengguna seluler tertinggi yang diserang oleh mobile ransomware (hampir 23 persen), diikuti oleh Kanada (hampir 20 persen), Inggris dan AS -- melebihi 15 persen.
Negara lain yang kena serangan mobile ransomware selama kurun itu meliputi Kazakhstan (14,42 persen), Italia, (12,54 persen), Belanda (12,30 persen), Spanyol (5,27 persen), Rusia (4,91 persen) dan Ukraina (4,63 persen).
(Baca juga: Empat jenis serangan siber yang diprediksi terus terjadi)
Mobile ransomeware ancam negara berkembang
18 Juli 2017 14:50 WIB
Illustrasi ransomware di telepon seluler. (makeuseof.com)
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017
Tags: