Luanda (ANTARA News) - Angola menolak tuntutan misi pemantau pemilu Uni Eropa yang bersiap memantau pemilihan bulan depan di negara Afrika tersebut, menurut laporan media nasional setempat, Senin (17/7).

Tim UE meminta akses tidak terbatas ke tempat pemungutan suara di negara tersebut pada pemungutan suara 23 Agustus mendatang.

"Ini Afrika. Kami tidak menginginkan siapa pun memaksakan kepada kami cara mereka memantau pemilu atau mendikte kami," ujar Menteri Luar Negeri Georges Chicoti seperti dilansir surat kabar Journal de Angola.

"Undangan tersebut diterima. Namun, kami tidak memiliki kesepakatan terpisah dengan semua organisasi pemantau."

Chicoti menambahkan bahwa Angola memiliki kesepakatan pemantauan pemilu hanya dengan Uni Eropa dan organisasi negara-negara kawasan Afrika selatan SADC.

Kementerian Luar Negeri Angola mengatakan isu keamanan akan menjadi masalah jika pemantau UE memperoleh akses tidak terbatas ke tempat pemungutan suara di seluruh 18 provinsi di negara tersebut.

"Uni Eropa belum memutuskan apakah kami akan mengirimkan misi pemantau atau tidak," ujar juru bicara misi UE Pablo Mazarrasa.

Presiden Eduardo Jose Dos Santos yang berkuasa sejak 1979 tidak akan mencalonkan diri dalam pemilu bulan depan. Hal itu menjadi perubahan bersejarah di negara kaya minyak tersebut, demikian seperti dilaporkan AFP. (ab/)