UEFA dakwa Linfield dan Celtic terlibat rusuh
18 Juli 2017 04:31 WIB
Penyerang klub sepak bola Celtic, Leigh Griffith, memegang botol yang dilemparkan penonton saat Celtic mengalahkan klub Linfield, 2-0, di Kota Belfast, Irlandia, Jumat (14/7/2017). UEFA menjatuhi sanksi disiplin bagi kedua klub atas insiden kerusuhan antar-penonton masing-masing, Senin (17/7/2017). (uefa.com)
London (ANTARA News) - Klub sepak bola Linfield dan Celtic didakwa terlibat dalam serangkaian kerusuhan yang terjadi pada pertandingan Liga Champions pekan lalu di Belfast, demikian pengumuman Asosiasi Federasi Sepak Bola Eropa (UEF), Senin (17/7).
Linfield, tim tersukses di Irlandia, dijatuhi dakwaan setelah para penggemar mereka melempar sejumlah benda ke lapangan dan menginvasi area bermain pada akhir pertandingan, saat mereka kalah 0-2 pada pertandingan kualifikasi leg pertama putaran kedua, Jumat lalu (14/7).
Penyerang Celtic Leigh Griffiths, yang terkena lemparan botol, didakwa memprovokasi para penonton, sedangkan Celtic menghadapi dakwaan tindakan tidak layak setelah menerima lima kartu kuning.
Pertandingan tersebut telah diidentifikasi lebih bernuansa politik
Sejumlah laporan media setempat, layaknya dikutip Reuters, mencatat Griffiths mengikatkan syal Celtic di sekitar tiang gawang di Windsor Park dan melakukan bahasa tubuh 5-1, yang mengacu pada kemenangan tim yang didominasi kaum Katolik atas rival Glasgownya Rangers, klub Protestan yang memiliki ikatan erat dengan Linfield.
Polisi berpakaian huru-hara lengkap, dibantu pasukan anjing, mengakhiri pertandingan di lapangan Belfast untuk memisahkan para penggemar yang berseteru setelah ratusan penggemar Celtic mendapatkan tiket meski klub Skotlandia itu memutuskan untuk tidak memberi alokasi tiket kepada mereka.
Serangkaian dakwaan disiplin akan diputuskan UEFA pada 20 Juli, sehari setelah kedua tim bertemu pada leg kedua di Glasgow.
Linfield, tim tersukses di Irlandia, dijatuhi dakwaan setelah para penggemar mereka melempar sejumlah benda ke lapangan dan menginvasi area bermain pada akhir pertandingan, saat mereka kalah 0-2 pada pertandingan kualifikasi leg pertama putaran kedua, Jumat lalu (14/7).
Penyerang Celtic Leigh Griffiths, yang terkena lemparan botol, didakwa memprovokasi para penonton, sedangkan Celtic menghadapi dakwaan tindakan tidak layak setelah menerima lima kartu kuning.
Pertandingan tersebut telah diidentifikasi lebih bernuansa politik
Sejumlah laporan media setempat, layaknya dikutip Reuters, mencatat Griffiths mengikatkan syal Celtic di sekitar tiang gawang di Windsor Park dan melakukan bahasa tubuh 5-1, yang mengacu pada kemenangan tim yang didominasi kaum Katolik atas rival Glasgownya Rangers, klub Protestan yang memiliki ikatan erat dengan Linfield.
Polisi berpakaian huru-hara lengkap, dibantu pasukan anjing, mengakhiri pertandingan di lapangan Belfast untuk memisahkan para penggemar yang berseteru setelah ratusan penggemar Celtic mendapatkan tiket meski klub Skotlandia itu memutuskan untuk tidak memberi alokasi tiket kepada mereka.
Serangkaian dakwaan disiplin akan diputuskan UEFA pada 20 Juli, sehari setelah kedua tim bertemu pada leg kedua di Glasgow.
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2017
Tags: