Jakarta (ANTARA News) - Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang kembali berkantor setelah libur sehabis mengunjungi Presiden Prancis Emmanuel Macron kembali melancarkan ofensif kepada media massa.
Umpatan sang presiden disampaikan setelah Minggu waktu setempat media merilis hasil jajak pendapat terbaru yang menunjukkan popularitas sang presiden kian jatuh akibat skandal intervensi Rusia dalam Pemilu AS dan prospek gagalnya pemerintahan Trump dalam mencampakkan UU Kesehatan peninggalan rezim Barack Obama, Obamacare.
Senin pagi waktu AS, Trump mencuitkan kalimat keras kepada pers, "Bersama semua sumber-sumber tak bernamanya dan reportase melencengnya yang curang, #Fake News (media massa pembohong) TENGAH MENDISTORSI DEMOKRASI di negara kita!"
Trump juga telah mengirimkan pengacara andalannya, Jay Sekulow, untuk menghadiri lima acara talk show sepanjang Minggu waktu AS untuk menegaskan tidak ada yang ilegal dari pertemuan antara putra tertuanya Donald Trump Jr. dengan seorang pengacara Rusia yang menjanjikan dia mendapatkan informasi yang bisa merusak citra Hillary Clinton.
Hari ini jajak pendapat Washington Post-ABC News menyatakan popularitas pemerintahan Trump jatuh ke tingkat terendah dalam enam bulan terakhir dari 42 persen pada April menjadi 36 persen hari ini. Sebaliknya tingkat ketidaksetujuan kepada sang presiden naik lima poin ke level 58 persen.
Mengomentari hasil jajak pendapat ini, Trump mencuit seperti dikutip AFP, "Jajak Pendapat ABC/Washington Post, meskipun hampir 42 persen lumayan untuk masa ini, adalah jajak pendapat paling tidak akurat!"
(Baca: Trump katakan "sesuatu bisa terjadi" soal perjanjian iklim Paris)
(Baca: Politik AS heboh lagi, muncul kabar eks agen Soviet bertemu Trump Jr)
Sepulang dari Prancis, Trump tetap saja caci maki media
17 Juli 2017 16:07 WIB
Presiden Amerika Serikat Donald Trump. (REUTERS)
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2017
Tags: