Jakarta (ANTARA News) - Psikolog anak dan keluarga Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi., Psi. punya kiat agar anak Anda tak menjadi korban bully atau bahkan pelaku bully.

"Dari keluarga dapat dibiasakan bagaimana menghargai satu sama lain tanpa merendahkan, misalnya hilangkan kebiasaan kakak mencemooh adik dan lainnya," kata dia kepada ANTARA News dalam surat elektroniknya, Senin.

Pertama, orang tua perlu membiasakan anak dan anggota keluarga lainnya menghargai satu sama lain.

Di sisi lain, lingkungan pendidikan menyiapkan atau memberi penjelasan soal anak berkebutuhan khusus pada warganya. Ini untuk menghindari agar anak- anak di lingkungan sekolah membully rekan mereka yang berkebutuhan khusus.



"Mereka semestinya juga menyiapkan anak lainnya tentang kondisi teman mereka yang berbeda. Buat mereka (orang-orang di lingkungan itu) paham sehingga mereka dapat turut membantu, bukan malah membully," kata Vera.




"Bagi anak yang non ABK (tak berkebutuhan khusus) ini tentunya membawa manfaat di mana mereka belajar memahami dan membantu teman lainnya yang punya kondisi khusus sehingga empati pun sangat terasah," sambung dia.




Kedua, ajarkan disiplin positif di rumah dan orang tua agar perlu lebih banyak meluangkan waktu bersama anak sembari memantau sosialisasi mereka.




Ketiga, bantulah anak mengenal atau mengembangkan minat dan bakatnya.




"Hargai langkah-langkah kecilnya. Beri contoh bagaimana Anda menghadapi kemarahan atau masalah," tutur Vera.




Keempat, cobalah berdiskusi bersama anak cara menghindari atau menghentikan orang yang menganggu.




"Ajarkan dia cara berdiri sendiri. Tingkatkan kepercayaan diri mereka dan buatlah sikap asertif sebagai kebiasaan," pungkas Vera.




(Baca juga: Yang bisa dilakukan orang tua ketika anak jadi korban bully)