Pemerintah dorong peningkatan perdagangan dan investasi Taiwan
15 Juli 2017 18:18 WIB
ilustrasi: Sayur mayur dan buah-buahan hasil kerja sama pertanian Indonesia dan Taiwan dipamerkan dalam acara peringatan 40 tahun hubungan kedua negara di Jakarta, 8 Desember 2016. (ANTARA News/HO)
Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah melalui Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) terus mendorong adanya peningkatan perdagangan dan investasi Taiwan ke Indonesia, dengan mempromosikan melalui Forum Bisnis pada 13 Juli 2017 di Taipei, Taiwan.
Kepala KDEI Robert J Bintaryo mengungkapkan investasi Taiwan ke Indonesia memiliki pola tersendiri khususnya ke Indonesia, sehingga dengan adanya investasi tersebut harus mampu dimanfaatkan dengan baik oleh berbagai pihak di dalam negeri.
"Keterbukaan sudah menjadi semangat utama dalam kebijakan ekonomi Indonesia, khususnya dalam konteks kebijakan investasi. Hal ini tentunya sejalan dengan kebijakan New Southbound Policy yang menjadi garis kebijakan luar negeri utama Taiwan saat ini," kata Robert dalam keterangan tertulisnya, Sabtu.
Bersama Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan CTBC Bank, KDEI Taipei menyelenggarakan Forum Bisnis pada 13 Juli 2017 di Taipei, Taiwan. Berbagai pihak dari kalangan dunia usaha yang memiliki minat besar berinvestasi di Indonesia hadir dalam Forum Bisnis tersebut.
Robert menerangkan Indonesia merupakan kekuatan ekonomi yang penting di seluruh wilayah Asia Tenggara dengan dukungan sumber daya alam dan manusia yang melimpah.
Di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo, secara umum Indonesia tengah menikmati kemajuan ekonomi, yang tidak hanya terfokus pada pembangunan infrastruktur dan peningkatan kapasitas industri, tetapi juga proses perubahan kebijakan investasi yang sejauh ini dianggap ramah terhadap penanaman modal asing, khususnya dari Taiwan.
Dalam kesempatan tersebut, Deputi Kepala BKPM Azhar Lubis mengatakan berdasar data dari kuartal pertama 2017 menunjukkan bahwa sebanyak 60 persen dari keseluruhan investasi di Indonesia merupakan penanaman modal asing yang jumlahnya mencapai 7,3 miliar dolar AS.
"Dari jumlah tersebut, asal modal yang masuk ke Indonesia masih didominasi dari negara-negara Asia, termasuk di antaranya dari Taiwan yang jumlahnya terus meningkat secara bertahap," kata Azhar.
Dalam Forum Bisnis tersebut juga menjadi ajang untuk mempromosikan TEI 2017.
Dalam lima tahun terakhir, nilai perdagangan antara Taiwan dengan Indonesia mengalami tren perlambatan sebesar 13,62 persen. Hal tersebut juga terjadi pada ekspor nonmigas juga mengalami tren perlambatan sebesar 9,81 persen.
Khusus pada 2016, pertumbuhan ekspor nonmigas Indonesia ke Taiwan turun lebih tajam sebesar 28,59 persen dibanding tahun sebelumnya.
Namun demikian, dalam lingkup ASEAN, Indonesia merupakan satu-satunya negara ASEAN yang menikmati surplus perdagangan dengan Taiwan. Pada 2016 surplusnya mencapai 1,55 miliar dolar AS.
Pada 2017 untuk periode Januari-April, kinerja perdagangan Indonesia dengan Taiwan mulai membaik yang ditandai dengan meningkatnya ekspor secara keseluruhan sebesar 18,62 persen dan khusus untuk ekspor nonmigas tumbuh 1,33 persen.
(T.V003/S027)
Kepala KDEI Robert J Bintaryo mengungkapkan investasi Taiwan ke Indonesia memiliki pola tersendiri khususnya ke Indonesia, sehingga dengan adanya investasi tersebut harus mampu dimanfaatkan dengan baik oleh berbagai pihak di dalam negeri.
"Keterbukaan sudah menjadi semangat utama dalam kebijakan ekonomi Indonesia, khususnya dalam konteks kebijakan investasi. Hal ini tentunya sejalan dengan kebijakan New Southbound Policy yang menjadi garis kebijakan luar negeri utama Taiwan saat ini," kata Robert dalam keterangan tertulisnya, Sabtu.
Bersama Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan CTBC Bank, KDEI Taipei menyelenggarakan Forum Bisnis pada 13 Juli 2017 di Taipei, Taiwan. Berbagai pihak dari kalangan dunia usaha yang memiliki minat besar berinvestasi di Indonesia hadir dalam Forum Bisnis tersebut.
Robert menerangkan Indonesia merupakan kekuatan ekonomi yang penting di seluruh wilayah Asia Tenggara dengan dukungan sumber daya alam dan manusia yang melimpah.
Di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo, secara umum Indonesia tengah menikmati kemajuan ekonomi, yang tidak hanya terfokus pada pembangunan infrastruktur dan peningkatan kapasitas industri, tetapi juga proses perubahan kebijakan investasi yang sejauh ini dianggap ramah terhadap penanaman modal asing, khususnya dari Taiwan.
Dalam kesempatan tersebut, Deputi Kepala BKPM Azhar Lubis mengatakan berdasar data dari kuartal pertama 2017 menunjukkan bahwa sebanyak 60 persen dari keseluruhan investasi di Indonesia merupakan penanaman modal asing yang jumlahnya mencapai 7,3 miliar dolar AS.
"Dari jumlah tersebut, asal modal yang masuk ke Indonesia masih didominasi dari negara-negara Asia, termasuk di antaranya dari Taiwan yang jumlahnya terus meningkat secara bertahap," kata Azhar.
Dalam Forum Bisnis tersebut juga menjadi ajang untuk mempromosikan TEI 2017.
Dalam lima tahun terakhir, nilai perdagangan antara Taiwan dengan Indonesia mengalami tren perlambatan sebesar 13,62 persen. Hal tersebut juga terjadi pada ekspor nonmigas juga mengalami tren perlambatan sebesar 9,81 persen.
Khusus pada 2016, pertumbuhan ekspor nonmigas Indonesia ke Taiwan turun lebih tajam sebesar 28,59 persen dibanding tahun sebelumnya.
Namun demikian, dalam lingkup ASEAN, Indonesia merupakan satu-satunya negara ASEAN yang menikmati surplus perdagangan dengan Taiwan. Pada 2016 surplusnya mencapai 1,55 miliar dolar AS.
Pada 2017 untuk periode Januari-April, kinerja perdagangan Indonesia dengan Taiwan mulai membaik yang ditandai dengan meningkatnya ekspor secara keseluruhan sebesar 18,62 persen dan khusus untuk ekspor nonmigas tumbuh 1,33 persen.
(T.V003/S027)
Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017
Tags: