Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Jumat sore, bergerak melemah tipis menjadi Rp13.344 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.336 per dolar Amerika Serikat (AS).

"Dolar AS menguat merespons data klaim pengangguran Amerika Serikat yang menurun," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta.

Kendati demikian, lanjut dia, penguatan dolar AS itu relatif terbatas menyusul pernyataan Ketua The Fed Janet Yellen yang tidak begitu yakin untuk menaikkan suku bunga acuannya dalam waktu dekat.

"Kondisi itu membuat investor masih masuk ke sejumlah aset di negara berkembang seperti Indonesia, sehingga pelemahan mata uang domestik cenderung tipis," katanya.

Ia menambahkan bahwa harga minyak mentah dunia yang memiliki peluang menguat seiring dengan adanya laporan kenaikan permintaan global turut menjadi salah satu faktor yang menahan laju dolar AS.

Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta menambahkan, sentimen positif dari dalam negeri menjaga stabilitas fluktuasi mata uang rupiah terhadap dolar AS.

Sentimen positif dari angka defisit APBN semester pertama 2017 terhadap PDB yang hanya 1,29 persen direspons positif oleh pelaku pasar.

Di sisi lain, lanjut dia, Bank Indonesia yang optimistis terhadap pertumbuhan ekonomi pada semester kedua 2017 yang mencapai 5,3 persen, akan membuka ruang penguatan rupiah terhadap dolar AS ke depannya.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Jumat ini (14/7) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah ke posisi Rp13.347 dibandingkan hari sebelumnya (Kamis, 13/7) Rp13.342 per dolar AS.