Rupiah melemah
14 Juli 2017 10:43 WIB
Arsip Foto. Lembaran mata uang Rupiah edisi baru diperlihatkan di Manado, Sulawesi Utara, Senin (19/12/2016). (ANTARA/Adwit B Pramono)
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta, Jumat pagi, melemah 13 poin menjadi Rp13.349 per dolar AS.
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan rupiah mengalami pembalikan ke area negatif setelah mengalami penguatan pada hari sebelumnya.
"Volume beli terhadap aset berdenominasi rupiah relatif masih rendah, situasi itu menjadi salah satu faktor yang menahan laju mata uang domestik," katanya.
Kendati demikian, menurut dia, pelemahan rupiah relatif terbatas karena sejumlah mata uang di kawasan Asia bergerak di area positif. Situasi itu dapat memberi peluang bagi aset berdenominasi rupiah untuk diakumulasi investor dan membawa dampak positif pada pergerakan mata uang domestik.
"Laju sejumlah mata uang Asia mendapatkan manfaat dari hasil testimoni Ketua The Fed Janet Yellen yang menyatakan kenaikan suku bunga acuan The Fed diperkirakan tidak agresif. Dengan demikian, kami melihat laju rupiah dapat memanfaatkan momentum untuk dapat terangkat," katanya.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta menambahkan data perdagangan Tiongkok yang melebihi ekspektasi akan memperbaiki ekspektasi surplus dagang Indonesia yang sebelumnya sempat menipis akibat menurunnya harga komoditas.
"Kondisi itu dapat mendorong kembali penguatan rupiah terhadap dolar AS," katanya.
Di sisi lain, lanjut dia, sentimen positif dari angka defisit APBN semester pertama 2017 terhadap PDB yang hanya 1,29 persen, lebih rendah dibandingkan dengan defisit anggaran periode yang sama tahun lalu, juga akan meredam kekhawatiran pasar.
Optimisme Bank Indonesia terhadap pertumbuhan ekonomi semester kedua 2017 yang diperkirakan mencapai 5,3 persen, menurut dia, juga bisa membuka ruang penguatan rupiah terhadap dolar AS ke depannya.
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan rupiah mengalami pembalikan ke area negatif setelah mengalami penguatan pada hari sebelumnya.
"Volume beli terhadap aset berdenominasi rupiah relatif masih rendah, situasi itu menjadi salah satu faktor yang menahan laju mata uang domestik," katanya.
Kendati demikian, menurut dia, pelemahan rupiah relatif terbatas karena sejumlah mata uang di kawasan Asia bergerak di area positif. Situasi itu dapat memberi peluang bagi aset berdenominasi rupiah untuk diakumulasi investor dan membawa dampak positif pada pergerakan mata uang domestik.
"Laju sejumlah mata uang Asia mendapatkan manfaat dari hasil testimoni Ketua The Fed Janet Yellen yang menyatakan kenaikan suku bunga acuan The Fed diperkirakan tidak agresif. Dengan demikian, kami melihat laju rupiah dapat memanfaatkan momentum untuk dapat terangkat," katanya.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta menambahkan data perdagangan Tiongkok yang melebihi ekspektasi akan memperbaiki ekspektasi surplus dagang Indonesia yang sebelumnya sempat menipis akibat menurunnya harga komoditas.
"Kondisi itu dapat mendorong kembali penguatan rupiah terhadap dolar AS," katanya.
Di sisi lain, lanjut dia, sentimen positif dari angka defisit APBN semester pertama 2017 terhadap PDB yang hanya 1,29 persen, lebih rendah dibandingkan dengan defisit anggaran periode yang sama tahun lalu, juga akan meredam kekhawatiran pasar.
Optimisme Bank Indonesia terhadap pertumbuhan ekonomi semester kedua 2017 yang diperkirakan mencapai 5,3 persen, menurut dia, juga bisa membuka ruang penguatan rupiah terhadap dolar AS ke depannya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017
Tags: