Aspal dicampur plastik diyakini perkuat daya tahan jalan
12 Juli 2017 13:14 WIB
Dokumentasi kondisi jalan raya lintas nasional Bengkulu - Lubuk Linggau (Sumatra Selatan) yang rusak dan berlobang di kawasan Bukit Daun, Taba Penanjung, Bengkulu Tengah, Sabtu (17/6/2017). (ANTARA FOTO/David Muharmansyah)
Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah berupaya menyiapkan alternatif bahan baku pembuatan jalan sekaligus mengurangi jumlah sampah plastik. Salah satu ide yang tercetus adalah mencampurkan plastik dan aspal.
"Daya tahan jalan akan lebih bagus. Di India sudah dilakukan. Jalan tambah kuat, pembiayaan jalan lebih murah, pengurangan sampah," ujar Menko Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan dalam Circular Economy Forum Indo Waste 2017 di Jakarta, Rabu.
Dia mengatakan bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-PR) dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) merancang pilot project mengenai hal ini di kawasan Bekasi.
"Bulan depan dengan KemenPUPR membuat pilot project di Bekasi, membuat plastic bag mix dengan aspal. Kita libatkan BPPT," tutur Luhut.
Menyoal permasalahan sampah, dalam kesempatan itu, perwakilan PRAISE, Sinta Kaniawati mengatakan pentingnya kerjasama berbagai pihak agar menghasilkan solusi yang terintegrasi dan tidak bersifat sesaat.
"Terkait sampah plastik kemasan misalnya, rantai prosesnya cukup panjang dan merupakan hubungan sebab akibat yang kompleks. Dari sisi aktor yang terlibat, ada industri bahan baku dan industri pengguna kemasan, retailer, konsumen hingga industri daur ulang dan pengguna daur ulang," kata dia.
"Semua mempunyai fokus berbeda sesuai dengan perannya masing-masing. Namun pemerintah sebagai koordinator dan pembuat kebijakan harus dapat memetakannya secara holistik agar menghasilkan kebijakan yang terintegrasi," sambung Sinta.
"Daya tahan jalan akan lebih bagus. Di India sudah dilakukan. Jalan tambah kuat, pembiayaan jalan lebih murah, pengurangan sampah," ujar Menko Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan dalam Circular Economy Forum Indo Waste 2017 di Jakarta, Rabu.
Dia mengatakan bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-PR) dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) merancang pilot project mengenai hal ini di kawasan Bekasi.
"Bulan depan dengan KemenPUPR membuat pilot project di Bekasi, membuat plastic bag mix dengan aspal. Kita libatkan BPPT," tutur Luhut.
Menyoal permasalahan sampah, dalam kesempatan itu, perwakilan PRAISE, Sinta Kaniawati mengatakan pentingnya kerjasama berbagai pihak agar menghasilkan solusi yang terintegrasi dan tidak bersifat sesaat.
"Terkait sampah plastik kemasan misalnya, rantai prosesnya cukup panjang dan merupakan hubungan sebab akibat yang kompleks. Dari sisi aktor yang terlibat, ada industri bahan baku dan industri pengguna kemasan, retailer, konsumen hingga industri daur ulang dan pengguna daur ulang," kata dia.
"Semua mempunyai fokus berbeda sesuai dengan perannya masing-masing. Namun pemerintah sebagai koordinator dan pembuat kebijakan harus dapat memetakannya secara holistik agar menghasilkan kebijakan yang terintegrasi," sambung Sinta.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2017
Tags: