Kemenperin gencar kembangkan SDM industri kopi
10 Juli 2017 20:21 WIB
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto didampingi Dirjen Industri Kecil dan Menengah (IKM) Gati Wibawaningsih serta Direktur IKM Pangan, Barang dari Kayu, dan Furnitur, Sudarto menyerahkan peralatan pengolahan kopi buatan dalam negeri kepada Kepala Dinas Koperasi dan UMKM, Perindustrian Kabupaten Tenggamus, Herry Heryadi di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Senin. (ANTARA News/ Biro Humas Kementerian Perindustrian)
Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perindustrian gencar mengembangkan SDM industri kopi sekaligus memfasilitasi alat pengolahan kopi untuk sentra penghasil kopi khas dan IKM pengolahan kopi potensial tahun ini.
“Misalnya, pengembangan SDM mulai dari kegiatan pengolahan green bean, roasting hingga produk kopi murni dan diversifikasi produk kopi,†kata Dirjen IKM Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih di Jakarta, Senin.
Pada 2017, Ditjen IKM juga akan melakukan serangkaian pembinaan untuk komoditas kopi, mulai dari sertifikasi mutu, bimbingan teknis dan bantuan alat roasting di beberapa daerah antara lain Kabupaten Timika-Papua, Kabupaten Tanjung Jabung Barat-Jambi dan Kota Jambi, Kabupaten Tanggamus-Lampung, Kabupaten Sumbawa-NTB, Bandung-Jawa Barat, serta DKI Jakarta.
“Program tersebut diikuti kurang lebih 85 orang peserta dan memfasilitasi kurang lebih sebanyak 16 paket mesin peralatan,†kata Gati.
Kegiatan ini diharapkan dapat mendorong minat masyarakat untuk mengembangkan IKM kopi dan meningkatkan keahlian serta kemampuan SDM pengolah kopi.
“Pada tahun 2018-2019, kami akan terus melanjutkan berbagai program dan kegiatan pengembangan IKM kopi di Indonesia dengan fokus pada penumbuhan wirausaha baru IKM kopi di seluruh sentra potensial yang mempunyai Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI),†paparnya.
Sementara itu, Gati menyebutkan, potensi IKM olahan kopi di dalam negeri didukung dengan 13 sentra produksi kopi yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia, antara lain di Aceh, Sumatera Barat, Kepulauan Riau, Jambi, Bengkulu, Lampung, Jawa Tengah, Bali, NTB, NTT, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, dan Papua dengan total sebanyak 476 unit usaha.
“Saat ini sudah ada 16 kopi Indonesia yang telah mempunyai indikasi geografis sebagai keunggulannya,†ujarnya. Ke-16 kopi itu adalah Kopi Arabika Gayo, Sumatera Arabika Simalungun Utara, Robusta Lampung, Arabika Java Preanger, Java Arabika Sindoro-Sumbing, Arabika Ijen Raung, dan Arabika Kintamani Bali.
Selanjutnya, kopi Arabika Kalosi Enrekang, Arabika Toraja, Arabika Flores Bajawa, Liberika Tungkal Jambi dan Kopi Robusta Semendo asal Sumatera Selatan, Kopi Liberika Rangsang Meranti, Provinsi Riau, Kopi Arabika Sumatera Mandhailing, Kopi Robusta Empat Lawang, dan Kopi Robusta Temanggung.
“Industri kopi merupakan salah satu sektor prioritas yang ditetapkan oleh Kemenperin sesuai Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) tahun 2015-2035, dan merupakan fokus komoditi pembinaan Kemenperin khususnya Direktorat Jenderal IKM,†papar Gati.
“Misalnya, pengembangan SDM mulai dari kegiatan pengolahan green bean, roasting hingga produk kopi murni dan diversifikasi produk kopi,†kata Dirjen IKM Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih di Jakarta, Senin.
Pada 2017, Ditjen IKM juga akan melakukan serangkaian pembinaan untuk komoditas kopi, mulai dari sertifikasi mutu, bimbingan teknis dan bantuan alat roasting di beberapa daerah antara lain Kabupaten Timika-Papua, Kabupaten Tanjung Jabung Barat-Jambi dan Kota Jambi, Kabupaten Tanggamus-Lampung, Kabupaten Sumbawa-NTB, Bandung-Jawa Barat, serta DKI Jakarta.
“Program tersebut diikuti kurang lebih 85 orang peserta dan memfasilitasi kurang lebih sebanyak 16 paket mesin peralatan,†kata Gati.
Kegiatan ini diharapkan dapat mendorong minat masyarakat untuk mengembangkan IKM kopi dan meningkatkan keahlian serta kemampuan SDM pengolah kopi.
“Pada tahun 2018-2019, kami akan terus melanjutkan berbagai program dan kegiatan pengembangan IKM kopi di Indonesia dengan fokus pada penumbuhan wirausaha baru IKM kopi di seluruh sentra potensial yang mempunyai Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI),†paparnya.
Sementara itu, Gati menyebutkan, potensi IKM olahan kopi di dalam negeri didukung dengan 13 sentra produksi kopi yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia, antara lain di Aceh, Sumatera Barat, Kepulauan Riau, Jambi, Bengkulu, Lampung, Jawa Tengah, Bali, NTB, NTT, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, dan Papua dengan total sebanyak 476 unit usaha.
“Saat ini sudah ada 16 kopi Indonesia yang telah mempunyai indikasi geografis sebagai keunggulannya,†ujarnya. Ke-16 kopi itu adalah Kopi Arabika Gayo, Sumatera Arabika Simalungun Utara, Robusta Lampung, Arabika Java Preanger, Java Arabika Sindoro-Sumbing, Arabika Ijen Raung, dan Arabika Kintamani Bali.
Selanjutnya, kopi Arabika Kalosi Enrekang, Arabika Toraja, Arabika Flores Bajawa, Liberika Tungkal Jambi dan Kopi Robusta Semendo asal Sumatera Selatan, Kopi Liberika Rangsang Meranti, Provinsi Riau, Kopi Arabika Sumatera Mandhailing, Kopi Robusta Empat Lawang, dan Kopi Robusta Temanggung.
“Industri kopi merupakan salah satu sektor prioritas yang ditetapkan oleh Kemenperin sesuai Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) tahun 2015-2035, dan merupakan fokus komoditi pembinaan Kemenperin khususnya Direktorat Jenderal IKM,†papar Gati.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017
Tags: