Kemenperin serahkan alat produksi dongkrak IKM kopi
10 Juli 2017 18:09 WIB
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto didampingi Dirjen Industri Kecil dan Menengah (IKM) Gati Wibawaningsih serta Direktur IKM Pangan, Barang dari Kayu, dan Furnitur, Sudarto memerhatikan peralatan pengolahan kopi buatan dalam negeri di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Senin. (ANTARA News/ Biro Humas Kementerian Perindustrian)
Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perindustrian memfasilitasi pemberian peralatan produksi dan peningkatan kompetensi sumber daya manusia sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing industri pengolahan kopi di dalam negeri, terutama yang berkategori industri kecil dan menengah (IKM).
“Kami berharap, program ini memberikan kontribusi signifikan untuk mendorong pertumbuhan industri pengolahan kopi skala IKM,†kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pada acara Peluncuran Pembinaan dan Pengembangan IKM Kopi di Jakarta, Senin.
Dalam kesempatan itu, Menperin didampingi Dirjen IKM Gati Wibawaningsih serta Direktur IKM Pangan, Barang dari Kayu, dan Furniture Sudarto menyerahkan secara simbolis peralatan pengolahan kopi buatan dalam negeri kepada Kepala Dinas Koperasi dan UMKM, Perindustrian Kabupaten Tanggamus, Lampung, Herry Heryadi.
“Alat pengolahan kopi yang diberikan ini agar dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk meningkatkan kapasitas produksi dan kualitas produk IKM guna memajukan industri kopi nasional,†tutur Airlangga.
Peralatan tersebut antara lain mesin roaster, thermo digital, mesin giling biji kopi, timbangan digital, coffee drip, coffee filter dan kettle drip.
Airlangga menegaskan, industri pengolahan kopi nasional seharusnya dapat unggul di pasar global karena Indonesia merupakan negara penghasil kopi terbesar ketiga di dunia setelah Brazil dan Vietnam dengan produksi rata-rata sebesar 685 ribu ton per tahun atau 8,9 persen dari produksi kopi dunia.
“Kita juga memiliki berbagai jenis kopi specialty yang dikenal di dunia, termasuk kopi luwak dengan rasa dan aroma khas sesuai indikasi geografis yang menjadi keunggulan Indonesia,†ungkapnya.
Kemudian, dengan didorong pertumbuhan masyarakat kelas menengah dan perubahan gaya hidup masyarakat Indonesia, kinerja industri pengolahan kopi nasional mengalami peningkatan cukup signifikan.
“Pertumbuhan konsumsi produk kopi olahan di dalam negeri meningkat rata-rata tujuh persen per tahun,†jelas Airlangga.
Di kancah global, ekspor produk kopi olahan nasional pada tahun 2014 mencapai 322,6 juta dollar AS atau meningkat 10,6 persen menjadi 356,79 juta dollar AS pada tahun 2016.
Ekspor olahan ini didominasi produk kopi instant, ekstrak, esens dan konsentrat kopi yang tersebar ke negara tujuan ekspor seperti Mesir, Taiwan, Thailand, Malaysia, Filipina dan Singapura.
“Kami berharap, program ini memberikan kontribusi signifikan untuk mendorong pertumbuhan industri pengolahan kopi skala IKM,†kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pada acara Peluncuran Pembinaan dan Pengembangan IKM Kopi di Jakarta, Senin.
Dalam kesempatan itu, Menperin didampingi Dirjen IKM Gati Wibawaningsih serta Direktur IKM Pangan, Barang dari Kayu, dan Furniture Sudarto menyerahkan secara simbolis peralatan pengolahan kopi buatan dalam negeri kepada Kepala Dinas Koperasi dan UMKM, Perindustrian Kabupaten Tanggamus, Lampung, Herry Heryadi.
“Alat pengolahan kopi yang diberikan ini agar dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk meningkatkan kapasitas produksi dan kualitas produk IKM guna memajukan industri kopi nasional,†tutur Airlangga.
Peralatan tersebut antara lain mesin roaster, thermo digital, mesin giling biji kopi, timbangan digital, coffee drip, coffee filter dan kettle drip.
Airlangga menegaskan, industri pengolahan kopi nasional seharusnya dapat unggul di pasar global karena Indonesia merupakan negara penghasil kopi terbesar ketiga di dunia setelah Brazil dan Vietnam dengan produksi rata-rata sebesar 685 ribu ton per tahun atau 8,9 persen dari produksi kopi dunia.
“Kita juga memiliki berbagai jenis kopi specialty yang dikenal di dunia, termasuk kopi luwak dengan rasa dan aroma khas sesuai indikasi geografis yang menjadi keunggulan Indonesia,†ungkapnya.
Kemudian, dengan didorong pertumbuhan masyarakat kelas menengah dan perubahan gaya hidup masyarakat Indonesia, kinerja industri pengolahan kopi nasional mengalami peningkatan cukup signifikan.
“Pertumbuhan konsumsi produk kopi olahan di dalam negeri meningkat rata-rata tujuh persen per tahun,†jelas Airlangga.
Di kancah global, ekspor produk kopi olahan nasional pada tahun 2014 mencapai 322,6 juta dollar AS atau meningkat 10,6 persen menjadi 356,79 juta dollar AS pada tahun 2016.
Ekspor olahan ini didominasi produk kopi instant, ekstrak, esens dan konsentrat kopi yang tersebar ke negara tujuan ekspor seperti Mesir, Taiwan, Thailand, Malaysia, Filipina dan Singapura.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017
Tags: