Polisi diminta segera tangkap pelaku penyerangan pakar IT ITB
10 Juli 2017 11:46 WIB
Pembina Advokat Cinta Tanah Air (ACTA) Habiburokhman saat menjenguk pakar IT ITB korban penyerangan pada Minggu (9/7), di RSPAD Gatot Soebroto, Senin (10/7). (ANTARA News/ Lia Wanadriani Santosa)
Jakarta (ANTARA News) - Pembina Advokat Cinta Tanah Air (ACTA) Habiburokhman meminta aparat penegak hukum segera menangkap pelaku penyerangan pakar IT ITB Hermansyah.
"Belajar dari pengalaman lalu, kita berharap polisi menangkap pelaku dalam waktu dekat. Kita ingat kasus bendera tauhid saja bisa dalam beberapa hari orang yang tidak dikenal bisa ditangkap. Apalagi ini di jalan tol yang punya teknologi CCTV," ujar dia di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat, Senin.
Menurut Habiburokman, penangkapan pelaku harusnya tidak terlalu sulit apalagi jika dilakukan spontan atau tak terencana.
"Yang kita pertanyakan, kalau ini spontanitas, seharusnya tidak terlalu sulit bagi aparat kepolisian untuk menangkap pelakunya. Kecuali memang ini terencana, sehingga sudah ada rencana penghilangan alat bukti. sehingga menjadi sulit," tutur dia.
Habiburokhman tiba di RSPAD Gatot Soebroto sekitar pukul 10.40 WIB bersama salah seorang rekannya. Setelah meminta izin pihak rumah sakit, dia pun bergegas menuju ruangan Hermansyah dirawat.
"Saya ke sini sebagai anak bangsa yang prihatin, peristiwa yang demikian buruk bisa terjadi menimpa beliau. Belum bisa ditemui secara langsung, hanya keluarganya saja," pungkas dia, berlalu.
(Baca: Saksi ahli GNPF MUI dari ITB yang jadi korban penyerangan belum bisa berkomunikasi)
"Belajar dari pengalaman lalu, kita berharap polisi menangkap pelaku dalam waktu dekat. Kita ingat kasus bendera tauhid saja bisa dalam beberapa hari orang yang tidak dikenal bisa ditangkap. Apalagi ini di jalan tol yang punya teknologi CCTV," ujar dia di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat, Senin.
Menurut Habiburokman, penangkapan pelaku harusnya tidak terlalu sulit apalagi jika dilakukan spontan atau tak terencana.
"Yang kita pertanyakan, kalau ini spontanitas, seharusnya tidak terlalu sulit bagi aparat kepolisian untuk menangkap pelakunya. Kecuali memang ini terencana, sehingga sudah ada rencana penghilangan alat bukti. sehingga menjadi sulit," tutur dia.
Habiburokhman tiba di RSPAD Gatot Soebroto sekitar pukul 10.40 WIB bersama salah seorang rekannya. Setelah meminta izin pihak rumah sakit, dia pun bergegas menuju ruangan Hermansyah dirawat.
"Saya ke sini sebagai anak bangsa yang prihatin, peristiwa yang demikian buruk bisa terjadi menimpa beliau. Belum bisa ditemui secara langsung, hanya keluarganya saja," pungkas dia, berlalu.
(Baca: Saksi ahli GNPF MUI dari ITB yang jadi korban penyerangan belum bisa berkomunikasi)
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2017
Tags: