Wisata hutan pinus sumbang PAD Rp700 juta
10 Juli 2017 07:44 WIB
Pengunjung berjalan di kawasan wisata Hutan Pinus, Dlingo, Bantul, DI Yogyakarta, Rabu (2/12). Hutan Pinus yang terletak di sisi timur Kabupaten Bantul itu menjadi salah satu destinasi ekowisata andalan di Daerah Istimewa Yogyakarta. (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko)
Bantul (ANTARA News) - Kawasan wisata hutan pinus di Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta mampu memberikan kontribusi ke pendapatan asli daerah pemerintah setempat sebesar Rp700 juta per tahun.
"Setelah kawasan hutan pinus di Dlingo dibuka menjadi hutan wisata dua tahun terakhir PAD-nya sekitar Rp600 juta sampai Rp700 juta, tahun kemarin sekitar Rp700 juta," kata pelaksana tugas Kepala Dinas Pariwisata Bantul Kwintarto di Bantul, Senin.
Menurut dia, perolehan pendapatan dari penarikan retribusi ke kawasan wisata hutan pinus itu lebih besar dibanding ketika sektor kehutanan itu disadap oleh Balai Pelestarian Hutan DIY sebelum kawasan itu dibuka jadi destinasi wisata.
"Selama dua tahun terus menerus sebelum dibuka jadi wisata, menurut keterangan pengelola balai, waktu disadap PAD masuk sebesar Rp300 juta, dengan begitu kan sudah lebih dari dua kali lipat pemasukannya," katanya.
Namun demikian, kata dia, pendapatan wisata hutan pinus di beberapa lokasi di perbukitan Kecamatan Dlingo Bantul masuk ke PAD Pemda DIY, karena kawasan konservasi hutan pinus itu pengelolaannya di bawah instansi terkait di DIY.
Akan tetapi, kata dia, hal itu bukan menjadi persoalan bagi Pemkab Bantul yang wilayahnya punya kawasan itu, sebab sektor pariwisata mampu menggerakkan perekonomian masyarakat sekitar dengan membuka jasa usaha.
"Bisa dibayangkan sektor ekonomi yang bergerak di sana, baik pengelolaan homestay, kuliner hingga parkir. Hal itu bisa mengurangi kemiskinan, pengangguran berkurang sehingga kesajahteraan masyarakat meningkat," katanya.
Oleh sebab itu, kata dia, pengembangan sektor pariwisata di wilayah timur Kabupaten Bantul ini terus didorong pemkab agar makin berkembang dan menyejahterakan masyarakat, yang tentunya juga diimbangi dengan peningkatan sarana dan pengelolaan kawasan wisata.
"Pengembangan kawasan sudah dilakukan beberapa pengelola, termasuk ketua koperasi bagaimana yang sudah baik pariwisata di Dlingo dipertahankan, kita harap semua pengunjung yang datang semua disapa dilayani dengan baik," katanya.
"Setelah kawasan hutan pinus di Dlingo dibuka menjadi hutan wisata dua tahun terakhir PAD-nya sekitar Rp600 juta sampai Rp700 juta, tahun kemarin sekitar Rp700 juta," kata pelaksana tugas Kepala Dinas Pariwisata Bantul Kwintarto di Bantul, Senin.
Menurut dia, perolehan pendapatan dari penarikan retribusi ke kawasan wisata hutan pinus itu lebih besar dibanding ketika sektor kehutanan itu disadap oleh Balai Pelestarian Hutan DIY sebelum kawasan itu dibuka jadi destinasi wisata.
"Selama dua tahun terus menerus sebelum dibuka jadi wisata, menurut keterangan pengelola balai, waktu disadap PAD masuk sebesar Rp300 juta, dengan begitu kan sudah lebih dari dua kali lipat pemasukannya," katanya.
Namun demikian, kata dia, pendapatan wisata hutan pinus di beberapa lokasi di perbukitan Kecamatan Dlingo Bantul masuk ke PAD Pemda DIY, karena kawasan konservasi hutan pinus itu pengelolaannya di bawah instansi terkait di DIY.
Akan tetapi, kata dia, hal itu bukan menjadi persoalan bagi Pemkab Bantul yang wilayahnya punya kawasan itu, sebab sektor pariwisata mampu menggerakkan perekonomian masyarakat sekitar dengan membuka jasa usaha.
"Bisa dibayangkan sektor ekonomi yang bergerak di sana, baik pengelolaan homestay, kuliner hingga parkir. Hal itu bisa mengurangi kemiskinan, pengangguran berkurang sehingga kesajahteraan masyarakat meningkat," katanya.
Oleh sebab itu, kata dia, pengembangan sektor pariwisata di wilayah timur Kabupaten Bantul ini terus didorong pemkab agar makin berkembang dan menyejahterakan masyarakat, yang tentunya juga diimbangi dengan peningkatan sarana dan pengelolaan kawasan wisata.
"Pengembangan kawasan sudah dilakukan beberapa pengelola, termasuk ketua koperasi bagaimana yang sudah baik pariwisata di Dlingo dipertahankan, kita harap semua pengunjung yang datang semua disapa dilayani dengan baik," katanya.
Pewarta: Heri Sidik
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017
Tags: