Jakarta (ANTARA News) - Sosialisasi penggunaan pupuk berimbang membuat penyerapan pupuk non-urea tinggi, bahkan di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dan Sumatera Utara (Sumut) alokasi pupuk tersebut ada yang melampaui alokasi.
Kepala Komunikasi Perusahaan PT Pupuk Indonesia, Wijaya Laksana, di Jakarta, Jumat, mencontohkan penyaluran SP-36 di NAD hingga akhir Juni 2017 telah mencapai 12.836 ton atau 103 persen dari rencana alokasi, atau sudah 60 persen dari jatah alokasi 2017.
Sedangkan di Sumut penyaluran SP-36 mencapai 26.981 ton atau 99 persen dari rencana dan sudah mencapai 53 persen dari rencana alokasi 2017.
"Untuk pupuk NPK, penyaluran di NAD juga termasuk tinggi, yaitu mencapai 26.449 ton atau 114 persen dari rencana," ucap Wijaya.
Ia mengatakan kesadaran petani untuk menerapkan pemupukan berimbang sudah semakin tinggi, sehingga permintaan untuk pupuk nonurea juga terus meningkat.
Khusus untuk mengamankan stok di Sumut dan NAD ini, Pupuk Indonesia telah menugasi anak perusahaannya, Petrokimia Gresik untuk terus menggelontorkan NPK dan SP36.
"Saat ini telah sandar kapal MV Vinalines Fortuna di Medan membawa 21.500 ton SP36 dan telah melakukan kegiatan bongkar untuk dapat segera didistribusikan kepada petani yang membutuhkan", kata Wijaya.
Sedangkan untuk pupuk NPK, juga telah diberangkatkan kapal KM Berkah 99 dengan membawa 30 ribu ton NPK dari Gresik dan saat ini sedang dalam proses sandar di Pelabuhan Belawan.
Penyerapan pupuk non-urea Aceh dan Sumut tinggi
7 Juli 2017 21:45 WIB
Illustrasi: Petani sedang mencampur pupuk Urea bersubsidi untuk ditebarkan di lahan padi miliknya. (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)
Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2017
Tags: