Erbil (ANTARA News) - Sejumlah serangan yang dilancarkan untuk merebut kembali Mosul dari kelompok ISIS telah merusak sedikit-dikitnya 5.500 bangunan di Kota Tua yang bersejarah itu, dan menghancurkan hampir 500 bangunan, seperti ditunjukkan citra satelit Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Pasukan Irak yang didukung oleh Amerika Serikat (AS) telah membuat kelompok ISIS terkurung dalam kawasan seluas 250 meter persegi di sepanjang Sungai Tigris, sehingga para kelompok tersebut meningkatkan serangan bom bunuh diri, demikian laporan kantor berita Xinhua China.

Peperangan yang berlangsung selama lebih dari delapan bulan itu telah memaksa 900.000 penduduk mengungsi, sekitar setengah dari jumlah penduduk keseluruhan sebelum kota itu dilanda perang. Pertempuran juga telah menewaskan ribuan warga sipil.

Kehancurannya jauh lebih besar dari yang diperkirakan dan kemungkinan menghabiskan biaya miliaran dolar untuk memperbaikinya, catat PBB.

Citra satelit yang diambil seminggu sebelum serangan dimulai pada 18 Juni 2017, menurut PBB, menunjukkan kerusakan pada 2.589 bangunan dengan 153 diantaranya hancur.

Militer Irak dan pasukan gabungan pimpinan AS yang mendukungnya, menggempur kota selama berbulan-bulan dengan serangan udara dan senjata berat, sebelum melakukan serangan darat pada Oktober 2016.

Kelompok ISIS juga kemungkinan telah menghancurkan beberapa bangunan.

Lima hari kemudian, ketika serangan bom meningkat, PBB mencatat 1.451 bangunan lainnya rusak, termasuk 43 lagi rumah hancur, catat Lembaga Pelatihan dan Penelitian PBB.

Dalam 12 hari pertama pertempuran di dalam Kota Tua Mosul, di mana kelompok ISIS mengerahkan puluhan pelaku bom bunuh diri, tercatat lebih dari 1.496 bangunan rusak, dengan 294 diantaranya hancur.

Kerusakan lebih banyak diperkirakan akan terjadi sebelum pertempuran berakhir.

Kelompok ISIS bahkan memasang bom di Masjid Agung al-Nuri yang bersejarah, dan meratakannya beberapa minggu yang lalu.

Di beberapa daerah yang paling rusak di Kota Tua Mosul, seperti Ammu Baqqal, Bab al-Bak dan Bazaar hampir tidak ada bangunan yang terhindar dari kerusakan.

Pemerintah Irak yang kekurangan dana diperkirakan akan mengajukan permohonan kepada donor internasional untuk membantu membangun kembali Mosul, sedangkan PBB dan pemerintah daerah Mosul bekerja sama dalam rencana membangun kembali prasarana kesehatan, air dan energi listrik.