Udara masih punya slot untuk penerbangan 200.000 penumpang
7 Juli 2017 02:18 WIB
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kanan) berbincang dengan calon penumpang pesawat yang akan mudik ke Padang di Terminal 1 B Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Jumat (23/6/2017). Menhub memastikan mudik melalui jalur udara pada tahun 2017 ini tidak menemui kendala berarti karena adanya pengelolaan dan pengembangan konsep yang baik.(ANTARA /Muhammad Iqbal)
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan ruang udara masih memiliki slot yang memungkinkan untuk mengangkut lebih dari 200 ribu penumpang dengan pesawat sehingga pemudik diharapkan tidak bertumpu menggunakan jalur darat untuk musim mudik selanjutnya.
"Udara masih punya ruang yang besar dengan slot tambahan dua sampai tiga jam kita bisa mengangkut lebih dari 200 ribu orang," kata Menteri Budi usai menghadiri diskusi di Kantor Staf Presiden Jakarta, Kamis (6/7) malam.
Ia mengatakan pemanfaatan slot tambahan tersebut akan diintensifkan pada pesawat dengan tujuan berpenumpang terbanyak (jalur padat), seperti Bali, Solo, Yogyakarta, dan Medan.
Selain itu, ia menilai penerbangan dari bagian timur Indonesia hanya bertumpu di Surabaya dan Jakarta. Selanjutnya, Kementerian Perhubungan akan membuat sub-hub bandara di Semarang dan Solo.
Kemenhub mencatat sarana pesawat tumbuh mendekati 10 persen. Pertumbuhan juga terlihat dari kenaikan penumpang sebesar 12 persen selama dua tahun berturut-turut.
Menhub menilai pertumbuhan tersebut menandakan peningkatan kemampuan masyarakat menggunakan pesawat terbang.
Selain meningkatkan sektor transportasi udara, Menhub juga akan memaksimalkan potensi transportasi jalur laut yang dipandang masih terjadi stagnansi penumpang mudik.
Oleh karena itu, untuk jarak jauh, Menhub akan mengoptimalkan hanya pada keperluan logistik, sedangkan untuk jarang pendek akan dikoordinasikan dengan PT Pelni dan PT ASDP Indonesia Ferry guna meningkatkan pergerakan kapal.
Menteri Budi selaku Koordinator Penyelenggaraan Angkutan Lebaran 2017 menambahkan bahwa mudik tahun ini bisa berjalan lebih baik dari tahun sebelumnya karena perencanaan dan persiapan lintas sektoral yang lebih matang.
Sejak awal tahun, pemerintah sudah melakukan perencanaan, pengecekan kesiapan infrastruktur jalan, penyiapan manajemen, dan rekayasa lalu lintas operasional di lapangan. Selain itu, pengecekan kesiapan sarana angkutan, penyiapan fasilitas pendukung seperti rest area, pos kesehatan, ketersediaan BBM, hingga sosialisasi jalur utama dan jalur alternatif.
"Udara masih punya ruang yang besar dengan slot tambahan dua sampai tiga jam kita bisa mengangkut lebih dari 200 ribu orang," kata Menteri Budi usai menghadiri diskusi di Kantor Staf Presiden Jakarta, Kamis (6/7) malam.
Ia mengatakan pemanfaatan slot tambahan tersebut akan diintensifkan pada pesawat dengan tujuan berpenumpang terbanyak (jalur padat), seperti Bali, Solo, Yogyakarta, dan Medan.
Selain itu, ia menilai penerbangan dari bagian timur Indonesia hanya bertumpu di Surabaya dan Jakarta. Selanjutnya, Kementerian Perhubungan akan membuat sub-hub bandara di Semarang dan Solo.
Kemenhub mencatat sarana pesawat tumbuh mendekati 10 persen. Pertumbuhan juga terlihat dari kenaikan penumpang sebesar 12 persen selama dua tahun berturut-turut.
Menhub menilai pertumbuhan tersebut menandakan peningkatan kemampuan masyarakat menggunakan pesawat terbang.
Selain meningkatkan sektor transportasi udara, Menhub juga akan memaksimalkan potensi transportasi jalur laut yang dipandang masih terjadi stagnansi penumpang mudik.
Oleh karena itu, untuk jarak jauh, Menhub akan mengoptimalkan hanya pada keperluan logistik, sedangkan untuk jarang pendek akan dikoordinasikan dengan PT Pelni dan PT ASDP Indonesia Ferry guna meningkatkan pergerakan kapal.
Menteri Budi selaku Koordinator Penyelenggaraan Angkutan Lebaran 2017 menambahkan bahwa mudik tahun ini bisa berjalan lebih baik dari tahun sebelumnya karena perencanaan dan persiapan lintas sektoral yang lebih matang.
Sejak awal tahun, pemerintah sudah melakukan perencanaan, pengecekan kesiapan infrastruktur jalan, penyiapan manajemen, dan rekayasa lalu lintas operasional di lapangan. Selain itu, pengecekan kesiapan sarana angkutan, penyiapan fasilitas pendukung seperti rest area, pos kesehatan, ketersediaan BBM, hingga sosialisasi jalur utama dan jalur alternatif.
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017
Tags: