BI proyeksikan pertumbuhan ekonomi kuartal II lebih rendah
5 Juli 2017 17:26 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kanan) didampingi Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo (kanan) mengikuti rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (5/7/2017). Rapat kerja tersebut membahas pembicaraan pendahuluan RAPBN tahun anggaran 2018, RKP tahun 2018 dan laporan serta pengesahan hasil panja-panja. (ANTARA/M Agung Rajasa)
Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal II 2017 (April-Juni) akan lebih rendah dari perkiraan sebelumnya menyusul bergesernya realisasi pengeluaran pemerintah dan masyarakat ke kuartal III.
Menurut Gubernur BI Agus Martowardojo di gedung Dewan Perwakilan Rakyat di Jakarta, Rabu, peningkatan konsumsi masyarakat belum sesuai ekspetasi karena pencairan gaji ke-13 tahun ini dibayarkan di kuartal III dan juga beberapa kegiatan ekonomi yang bergeser ke pertengahan tahun.
"Selain itu pengeluaran pemerintah juga lebih pelan," ujar dia.
Agus masih enggan mengungkapkan revisi perkiraan pertumbuhan ekonomi di kuartal II. Sebelum direvisi, Bank Sentral memerkirakan ekonomi paruh kedua tahun ini akan tumbuh 5,11 persen (year on year/yoy).
Meskipun demikian, katanya, koreksi pertumbuhan ekonomi di kuartal II 2017, tidak akan berdampak signifikan terhadap kegiatan ekonomi sepanjang tahun. Pasalnya, pertumbuhan ekonomi di kuartal III (Juni-September) dan kuartal IV (OKtober-Desember) akan lebih baik dari perkiraan sebelumnya karena beberapa kegiatan ekonomi yang bergeser di dua kuartal tersebut.
BI sebelumnya memerkirakan pertumbuhan ekonomi di kuartal III dan IV akan melebihi 5,2 persen (yoy).
Dengan begitu, meskipun ada perubahan, otoritas moneter masih mempertahankan proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini di rentang 5--5,4 persen (yoy).
"Di kuartal II ada menurun, tapi terkompensasi dengan pertumbuhan ekonomi di kuartal III dan IV akan lebih baik. Sehingga pertumbuhan ekonomi tetap di kisaran 5-5,4 persen," ujar Mantan Menteri Keuangan itu.
Pada kuartal I 2017, ekonomi Indonesia tumbuh 5,01 persen (yoy).
Setelah mempertahankan proyeksi pertumbuhane ekonomi di 5--5,4 persen tahun ini, BI meramal pada 2018 ekonomi akan tumbuh antara 5,2-5,6 persen.
Optimisme kegiatan ekonomi akan menggeliat di paruh kedua juga akan turut mendongkar penyaluran kredit. Meskipun hingga Mei 2017, pertumbuhan kredit melambat di 8,7 persen (yoy) dibanding April 2017 yang tumbuh 9,4 persen, Agus masih mempertahankan proyeksi pertumbuhan kredit perbankan di 10-12 persen (yoy).
"Nanti dengan pertumbuha ekonomi lebih baik di semester II kita harapkan kredit akan lebih baik," ujar dia.
Menurut Gubernur BI Agus Martowardojo di gedung Dewan Perwakilan Rakyat di Jakarta, Rabu, peningkatan konsumsi masyarakat belum sesuai ekspetasi karena pencairan gaji ke-13 tahun ini dibayarkan di kuartal III dan juga beberapa kegiatan ekonomi yang bergeser ke pertengahan tahun.
"Selain itu pengeluaran pemerintah juga lebih pelan," ujar dia.
Agus masih enggan mengungkapkan revisi perkiraan pertumbuhan ekonomi di kuartal II. Sebelum direvisi, Bank Sentral memerkirakan ekonomi paruh kedua tahun ini akan tumbuh 5,11 persen (year on year/yoy).
Meskipun demikian, katanya, koreksi pertumbuhan ekonomi di kuartal II 2017, tidak akan berdampak signifikan terhadap kegiatan ekonomi sepanjang tahun. Pasalnya, pertumbuhan ekonomi di kuartal III (Juni-September) dan kuartal IV (OKtober-Desember) akan lebih baik dari perkiraan sebelumnya karena beberapa kegiatan ekonomi yang bergeser di dua kuartal tersebut.
BI sebelumnya memerkirakan pertumbuhan ekonomi di kuartal III dan IV akan melebihi 5,2 persen (yoy).
Dengan begitu, meskipun ada perubahan, otoritas moneter masih mempertahankan proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini di rentang 5--5,4 persen (yoy).
"Di kuartal II ada menurun, tapi terkompensasi dengan pertumbuhan ekonomi di kuartal III dan IV akan lebih baik. Sehingga pertumbuhan ekonomi tetap di kisaran 5-5,4 persen," ujar Mantan Menteri Keuangan itu.
Pada kuartal I 2017, ekonomi Indonesia tumbuh 5,01 persen (yoy).
Setelah mempertahankan proyeksi pertumbuhane ekonomi di 5--5,4 persen tahun ini, BI meramal pada 2018 ekonomi akan tumbuh antara 5,2-5,6 persen.
Optimisme kegiatan ekonomi akan menggeliat di paruh kedua juga akan turut mendongkar penyaluran kredit. Meskipun hingga Mei 2017, pertumbuhan kredit melambat di 8,7 persen (yoy) dibanding April 2017 yang tumbuh 9,4 persen, Agus masih mempertahankan proyeksi pertumbuhan kredit perbankan di 10-12 persen (yoy).
"Nanti dengan pertumbuha ekonomi lebih baik di semester II kita harapkan kredit akan lebih baik," ujar dia.
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017
Tags: