Polusi udara bisa kurangi harapan hidup sedekade
5 Juli 2017 07:41 WIB
Seorang wanita terlihat di belakang seniman Liu Bolin yang menggunakan rompi berisi 24 telepon selular saat berjalan di trotoar dalam siaran langsung polusi udara di kota di hari keempat setelah dikeluarkannya siaga merah akibat polusi udara berat di Beijing, China, Senin (19/12/2016). (REUTERS/Jason Lee)
Jakarta (ANTARA News) - Polusi udara tak hanya menyebabkan masalah pada kesehatan tetapi juga dapat mengurangi harapan hidup mereka yang terpapar, demikian menurut sebuah studi yang dipublikasikan di Ecological Indicators.
Menurut studi tersebut, peningkatan partikel polusi di udara sebesar 10 mikrogram per meter per kubik akan mengurangi harapan hidup korban 9-11 tahun.
Penulis penelitian tersebut, Prof. Mikael Skou Andersen dari Universitas Aarhus di Denmark, melibatkan 100.000 orang dalam penelitiannya, dengan sebaran usia sesuai populasi saat ini.
Dia kemudian mensimulasikan efek paparan jangka panjang polusi udara yang terus meningkat, dari 10 mikrogram partikel kecil per meter kubik.
Hasil studi menunjukkan usia rata-rata korban pencemaran udara adalah 78,9 tahun dan mereka umumnya kehilangan harapan hidup 9-11 tahun, lebih lama dari perkiraan yang sering dikutip yakni 1-2 tahun.
"Ada kekhawatiran soal polusi udara dan dampak kesehatannya. Tapi banyak negara Eropa tidak dapat memenuhi standar polusi udara yang telah mereka sepakati di Uni Eropa." kata Andersen.
"Kita perlu memahami dampak sebenarnya paparan polusi udara dalam jangka panjang untuk mengembangkan kebijakan informasi yang lebih baik dan mengurangi konsumsi bahan bakar fosil," tambah dia.
Dia menilai perlunya upaya kuat dan konsisten untuk menentukan manfaat ekonomi pengurangan polusi udara misalnya melalui data akurat sehingga mendorong negara-negara mengurangi penggunaan bahan bakar fosil mereka.
"Saat kita membakar bahan bakar fosil, partikel kecil dilepaskan, menyebabkan polusi udara. Hal ini diketahui menyebabkan kematian dini," ujar Andersen seperti dilansir Science Daily.
Menurut studi tersebut, peningkatan partikel polusi di udara sebesar 10 mikrogram per meter per kubik akan mengurangi harapan hidup korban 9-11 tahun.
Penulis penelitian tersebut, Prof. Mikael Skou Andersen dari Universitas Aarhus di Denmark, melibatkan 100.000 orang dalam penelitiannya, dengan sebaran usia sesuai populasi saat ini.
Dia kemudian mensimulasikan efek paparan jangka panjang polusi udara yang terus meningkat, dari 10 mikrogram partikel kecil per meter kubik.
Hasil studi menunjukkan usia rata-rata korban pencemaran udara adalah 78,9 tahun dan mereka umumnya kehilangan harapan hidup 9-11 tahun, lebih lama dari perkiraan yang sering dikutip yakni 1-2 tahun.
"Ada kekhawatiran soal polusi udara dan dampak kesehatannya. Tapi banyak negara Eropa tidak dapat memenuhi standar polusi udara yang telah mereka sepakati di Uni Eropa." kata Andersen.
"Kita perlu memahami dampak sebenarnya paparan polusi udara dalam jangka panjang untuk mengembangkan kebijakan informasi yang lebih baik dan mengurangi konsumsi bahan bakar fosil," tambah dia.
Dia menilai perlunya upaya kuat dan konsisten untuk menentukan manfaat ekonomi pengurangan polusi udara misalnya melalui data akurat sehingga mendorong negara-negara mengurangi penggunaan bahan bakar fosil mereka.
"Saat kita membakar bahan bakar fosil, partikel kecil dilepaskan, menyebabkan polusi udara. Hal ini diketahui menyebabkan kematian dini," ujar Andersen seperti dilansir Science Daily.
Penerjemah: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017
Tags: