Jakarta (ANTARA News) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengimbau bagi perusahaan yang aset dan pendapatannya berasal dari dalam negeri untuk mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI).

"Banyak perusahaan yang aset dan pendapatannya dari Indonesia namun sahamnya tercatat (listing) di negara lain. Kami imbau juga untuk listing disini," ujar Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Nurhaida menanggapi permintaan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo di Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan bahwa pihaknya akan memberikan beberapa kemudahan bagi perusahaan kategori itu untuk mencatatkan sahamnya di BEI melalui mekanisme penawaran umum perdana saham (IPO).

Ia menambahkan bahwa pihaknya akan mengkaji kembali peraturan yang sudah ada untuk dilakukan perbaikan atau kemudahan bagi perusahaan yang memiliki aset dan pendapatan di Indonesia agar berminat mencatatkan sahamnya di BEI.

"Kita lihat aturan yang bisa disederhanakan persyaratannya. Namun, kami tetap akan menjaga hak-hak investor sehingga pasar modal tetap kondusif.," katanya.

Nurhaida menyampaikan bahwa terdapat sekitar 52 perusahaan dengan kepemilikan asing dan lokal yang aset dan pendapatannya berasal dari Indonesia. Beberapa perusahaan itu diantaranya bergerak di bidang pertambangan, perkebunan sawit, dan lain -lain.

"Jika saham perusahaan-perusahaan itu tercatat di BEI maka akan memperdalam pasar dan meningkatkan likuiditas pasar modal Indonesia," katanya.

Presiden RI Joko Widodo dalam kunjungannya ke Bursa Efek Indonesia menyampaikan agar perusahaan-perusahaan besar yang melakukan kegiatan usahanya di Indonesia dan telah mendapatkan keuntungan yang besar di Tanah Air untuk mencatatkan sahamnya di BEI.

"Saya ingin mengingatkan agar perusahaan yang sudah listed di luar negeri, supaya bisa listed juga di BEI," ujar Jokowi.

Presiden RI itu mengaku telah memiliki data perusahaan berkategori itu yang sahamnya belum tercatat di BEI. "Saya ada datanya, dan paling nanti saya panggilin satu-satu. Saya tidak akan maksa, tapi saya akan mengajak mereka mencatatkan saham di BEI," kata Presiden.

Ia mengatakan bahwa sejumlah perusahaan yang dimaksud itu telah mencatatkan sahamnya di bursa luar negeri seperti di Singapura dan Hong Kong dengan nilai emisi yang cukup besar..

"Ada beberapa perusahaan yang berproduksinya disini dan mendapat keuntungan dari sini kok listed-nya di Singapura, Hong Kong atau negara lain. Seharusnya, perusahaan itu bisa memberikan sumbangsih ke negara Indonesia dengan meramaikan pasar modal Indonesia," katanya.

Presiden mengharapkan bahwa dengan bertabahnya jumlah perusahaan yang sahamnya tercatat di BEI dapat mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia serta bertambahnya jumlah lowongan kerja.

Sementara itu, Direktur Utama BEI Tito Sulistio mengatakan bahwa salah satu perusahaan yang memiliki aset dan pendapatan besar yang berasal dari Indonesia, yakni PT Freeport Indonesia.

"Freeport pantas dong listed di sini (Indonesia). Ini contoh," katanya.