Sydney, Australia (ANTARA News) - Satu pesawat AirAsia dari Gold Coast, Australia, menuju Kuala Lumpur, Malaysia, telah dipaksa mendarat darurat di Brisbane pada Senin malam (3/7), setelah pesawat Airbus A330 itu menabrak sekelompok burung tak lama setelah lepas-landas.
Para penumpang di Pesawat D7207 melaporkan mereka telah mendengar "empat atau lima suara ledakan keras" di sisi kanan pesawat tersebut.
"Saya dapat melihat sinar oranye keluar dari jendela," kata seorang penumpang kepada media setempat.
"Seseorang mengatakan mesin terbakar dan kami mesti berdoa tapi kebanyakan orang tetap tenang," katanya.
Menurut Lembaga Keselamatan Penerbangan Sipil Australia, "ada bukti di landasan pacu mengenai terjangan burung", kata Juru Bicara Peter Gibso.
Ia menambahkan sekelompok burung murai diduga sebagai pelakunya, sebab ada bangkai burung itu di tarmac Bandar Udara Gold Coast.
Di dalam satu pernyataan Kepala Pelaksana AirAsia X Benyamin Ismail memuji pilot dan awak kabin, demikian laporan Xinhua.
"Kami ingin memuji anggota awak dan pilot kami atas profesionalisme mereka dan tindakan cepat untuk meyakinkan kembali semua penumpang yang berada di dalam Pesawat D7207 dan mendaratkan pesawat dengan selamat di Bandar Udara Brisbane," kata Benyamin.
Meskipun pesawat mengalami guncangan keras, semua 345 penumpang dan 14 anggota awak tidak cedera dan media setempat melaporkan semua penumpang bertepung tangan dan gembira ketika pesawat mendarat dengan selamat.
AirAsia X menyatakan perusahaan penerbangan itu akan mengatur penerbangan khusus ke Kuala Lumpur buat penumpang yang terdampar sesegera mungkin.
Peristiwa tersebut adalah yang kedua dalam waktu cuma satu pekan buat AirAsia, setelah satu pesawatnya di Perth dipaksa mendarat darurat setelah mengalami gangguan mesin.
"Kami mengikuti semua panduan peraturan guna memastikan keselamatan dan kesejahteraan semua tamu kami," kata Benyamin dikutip Xinhua.
(Uu.C003)
Pesawat AirAsia dari Australia mendarat darurat
4 Juli 2017 15:35 WIB
Pesawat AirAsia. (Wikimedia Commons)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017
Tags: