PVMBG: Radius bahaya Kawah Sileri 100 meter
2 Juli 2017 19:52 WIB
Sejumlah Tagana dan Basarnas melakukan evakuasi korban letusan Kawah Sileri, Desa Kepakisan, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, pada Minggu (2/7/2017) (istimewa)
Banyumas (ANTARA News) - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) masih mempertahankan radius bahaya Kawah Sileri, Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, sejauh 100 meter, kata Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Dieng Surip.
"Radius bahaya sejauh 100 meter yang diberlakukan sejak 24 Mei 2017 (bukan 24 Juni seperti yang diwartakan sebelumnya) masih dipertahankan meskipun siang tadi terjadi letusan freatik," katanya saat dihubungi dari Banyumas, Minggu petang.
Ia mengatakan sepanjang sejarah, Kawah Sileri pernah beberapa kali mengeluarkan letusan freatik yang sempat tercatat adalah tahun 1939, 1944, 1964, 1984, 2003, 2009, dan terakhir tahun 2017.
Menurut dia, letusan freatik selama tahun 2017 terjadi pada bulan Maret, April, dan tanggal 2 Juli.
Dari sekian kali kejadian, kata dia, letusan freatik pada tahun 2009 merupakan yang terbesar karena radius sebaran material berupa lumpur mencapai 500 meter sedangkan yang terjadi pada hari Minggu (2/7) hanya sejauh 50 meter.
Kendati demikian, dia mengakui bahwa pihaknya tidak bisa mengukur tinggi lontaran material saat terjadi letusan freatik pada tahun 2009 karena lokasi Kawah Sileri jauh dari Pos PGA Dieng dan tidak terpasang kamera pengintai.
"Terjadinya letusan freatik tidak diawali dengan gempa-gempa vulkanik. Letusannya berupa lumpur panas, gas, dan air," katanya.
Lebih lanjut, Surip mengatakan berdasarkan hasil pengukuran kadar gas di sekitar Kawah Sileri pascaletusan yang terjadi Minggu (2/7) siang tercatat masih pada batas normal.
"Yang pasti, Kawah Sileri tidak mengeluarkan gas beracun seperti halnya yang dikeluarkan Kawah Timbang. Kawah Timbang lebih berbahaya lagi karena mengeluarkan gas beracun, sedangkan Kawah Sileri hanya letusan-letusan freatik," katanya.
Sebelumnya, Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah Banjarnegara Arief Rahman menyatakan bahwa sejumlah kawah di Dataran Tinggi Dieng cukup aman bagi wisatawan pascaletusan freatik di Kawah Sileri
Menurut dia, letusan freatik di Kawah Sileri tidak memicu peningkatan aktivitas kawah lainnya di Dataran Tinggi Dieng seperti Kawah Timbang, Kawah Sikidang, dan Kawah Candradimuka.
Akan tetapi, Kawah Timbang bukan merupakan destinasi wisata karena berpotensi mengeluarkan gas beracun dan lokasinya jauh dari Kawasan Wisata Dataran Tinggi Dieng.
"Radius bahaya sejauh 100 meter yang diberlakukan sejak 24 Mei 2017 (bukan 24 Juni seperti yang diwartakan sebelumnya) masih dipertahankan meskipun siang tadi terjadi letusan freatik," katanya saat dihubungi dari Banyumas, Minggu petang.
Ia mengatakan sepanjang sejarah, Kawah Sileri pernah beberapa kali mengeluarkan letusan freatik yang sempat tercatat adalah tahun 1939, 1944, 1964, 1984, 2003, 2009, dan terakhir tahun 2017.
Menurut dia, letusan freatik selama tahun 2017 terjadi pada bulan Maret, April, dan tanggal 2 Juli.
Dari sekian kali kejadian, kata dia, letusan freatik pada tahun 2009 merupakan yang terbesar karena radius sebaran material berupa lumpur mencapai 500 meter sedangkan yang terjadi pada hari Minggu (2/7) hanya sejauh 50 meter.
Kendati demikian, dia mengakui bahwa pihaknya tidak bisa mengukur tinggi lontaran material saat terjadi letusan freatik pada tahun 2009 karena lokasi Kawah Sileri jauh dari Pos PGA Dieng dan tidak terpasang kamera pengintai.
"Terjadinya letusan freatik tidak diawali dengan gempa-gempa vulkanik. Letusannya berupa lumpur panas, gas, dan air," katanya.
Lebih lanjut, Surip mengatakan berdasarkan hasil pengukuran kadar gas di sekitar Kawah Sileri pascaletusan yang terjadi Minggu (2/7) siang tercatat masih pada batas normal.
"Yang pasti, Kawah Sileri tidak mengeluarkan gas beracun seperti halnya yang dikeluarkan Kawah Timbang. Kawah Timbang lebih berbahaya lagi karena mengeluarkan gas beracun, sedangkan Kawah Sileri hanya letusan-letusan freatik," katanya.
Sebelumnya, Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah Banjarnegara Arief Rahman menyatakan bahwa sejumlah kawah di Dataran Tinggi Dieng cukup aman bagi wisatawan pascaletusan freatik di Kawah Sileri
Menurut dia, letusan freatik di Kawah Sileri tidak memicu peningkatan aktivitas kawah lainnya di Dataran Tinggi Dieng seperti Kawah Timbang, Kawah Sikidang, dan Kawah Candradimuka.
Akan tetapi, Kawah Timbang bukan merupakan destinasi wisata karena berpotensi mengeluarkan gas beracun dan lokasinya jauh dari Kawasan Wisata Dataran Tinggi Dieng.
Pewarta: Sumarwoto
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017
Tags: