Sampah Ramadhan di Gorontalo capai 200 ton per hari
29 Juni 2017 18:32 WIB
Ilustrasi foto tumpukan sampah di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat. (ANTARA FOTO/Risky Andrianto)
Gorontalo (ANTARA News) - Volume sampah di wilayah Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo, selama bulan suci Ramadhan 1438 Hijriyah tercatat mencapai 200 ton per hari, kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Gorontalo, Junaedi Demak.
"Jika hari-hari biasa volume sampah sekitar 80 hingga 100 ton per hari, maka pada Ramadhan bisa meningkat dua kali lipat. Bahkan, bisa tiga kali lipat saat pasar senggol dibuka hingga Lebaran," ungkapnya di Gorontalo, Kamis.
Selama Ramadan, ia mengemukakan pihaknya fokus pada pengangkutan sampah domestik atau rumah tangga, sedangkan sampah tebangan belum maksimal diangkut karena keterbatasan armada dan petugas kebersihan.
Ia mengungkapkan, volume sampah Kota Gorontalo dan jumlah armada tidak sesuai sehingga menyulitkan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Gorontalo dalam pengangkutan sampah setiap hari.
"Tiap armada dapat mengangkut empat sampai lima ton per hari, sedangkan jumlah armada hanya 22 unit. Ke depan kami ingin menambah jumlah truk pengangkut," demikian Junaedi Demak.
Sementara itu, Bank Sampah Mutiara (BSM) di Kelurahan Moodu, Kecamatan Kota Timur, mampu menyerap sampah sebanyak tiga ton setiap hari di Kota Gorontalo.
Pemilik BSM, Purwanto, mengatakan bahwa sampah tersebut dikumpulkan dari 400 pos sampah yang tersebar di seluruh kecamatan di Kota Gorontalo.
"Di setiap kecamatan ada beberapa pos sampah, warga menjual sampahnya ke pos, lalu dari pos tersebut kami beli. Warga juga bisa langsung menjual sampahnya ke tempat saya," ujarnya.
Sampah yang terkumpul kemudian dipilah dan dikemas oleh lima pekerja BSM, dan dijual ke perusahaan swasta yang akan mengirimkannya ke Surabaya dan Malang untuk didaur ulang.
Meski demikian, Purwanto menambahkan bahwa belum menampung sampah tas plastik karena tidak memiliki mesin pencacah.
"Jika hari-hari biasa volume sampah sekitar 80 hingga 100 ton per hari, maka pada Ramadhan bisa meningkat dua kali lipat. Bahkan, bisa tiga kali lipat saat pasar senggol dibuka hingga Lebaran," ungkapnya di Gorontalo, Kamis.
Selama Ramadan, ia mengemukakan pihaknya fokus pada pengangkutan sampah domestik atau rumah tangga, sedangkan sampah tebangan belum maksimal diangkut karena keterbatasan armada dan petugas kebersihan.
Ia mengungkapkan, volume sampah Kota Gorontalo dan jumlah armada tidak sesuai sehingga menyulitkan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Gorontalo dalam pengangkutan sampah setiap hari.
"Tiap armada dapat mengangkut empat sampai lima ton per hari, sedangkan jumlah armada hanya 22 unit. Ke depan kami ingin menambah jumlah truk pengangkut," demikian Junaedi Demak.
Sementara itu, Bank Sampah Mutiara (BSM) di Kelurahan Moodu, Kecamatan Kota Timur, mampu menyerap sampah sebanyak tiga ton setiap hari di Kota Gorontalo.
Pemilik BSM, Purwanto, mengatakan bahwa sampah tersebut dikumpulkan dari 400 pos sampah yang tersebar di seluruh kecamatan di Kota Gorontalo.
"Di setiap kecamatan ada beberapa pos sampah, warga menjual sampahnya ke pos, lalu dari pos tersebut kami beli. Warga juga bisa langsung menjual sampahnya ke tempat saya," ujarnya.
Sampah yang terkumpul kemudian dipilah dan dikemas oleh lima pekerja BSM, dan dijual ke perusahaan swasta yang akan mengirimkannya ke Surabaya dan Malang untuk didaur ulang.
Meski demikian, Purwanto menambahkan bahwa belum menampung sampah tas plastik karena tidak memiliki mesin pencacah.
Pewarta: Debby Mano
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2017
Tags: