Bandung (ANTARA News) - Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jawa Barat menyatakan waktu yang tepat untuk melakukan arus balik Lebaran 2017 agar terhindar dari kemacetan adalah pada Rabu (28/6) hingga Jumat (30/7).

"Kami memperkirakan puncak arus balik itu akan terjadi pada Sabtu hingga Minggu tanggal 1-2 Juli 2017 karenanya pemudik diimbau untuk pulang dari kampung halamannya lebih awal menuju daerahnya masing-masing untuk menghindari kepadatan puncak arus balik," kata Kepala Dinas Perhubungan Jawa Barat Dedi Taufik, ketika dihubungi melalui telepon, Rabu.

Selain itu, kata Dedi, pemudik diminta pulang lebih awal karena berkaitan dengan mulai beroperasinya angkutan barang pada H+4 Idul Fitri 1438 H atau pada Jumat (30/7) dan prediksi kepadatan aktivitas pariwisata di akhir pekan.

Ia memperkirakan lalu lintas di jalan akan lebih lancar dibanding saat akhir pekan, mengingat belum banyak angkutan barang yang beroperasi dan saat itu belum memasuki akhir pekan yang biasanya disesaki kendaraan para wisatawan.

"Dan untuk mengantisipasi beroperasinya angkutan barang kembali, kami sudah siapkan kantung-kantung parkir yang siap dipakai parkir kendaraan angkutan barang, jika terjadi kepadatan di jalur," kata dia.

"Meskipun ada antisipasinya, kami tetap mengimbau supaya pemudik segera kembali ke daerahnya, jangan menunggu Sabtu dan Minggu, untuk menghindari mix traffic," lanjut dia.

Menurut dia, jika terjadi kepadatan lalu lintas maka kendaraan-kendaraan pengangkut barang akan diparkir dahulu di tempat-tampat yang sudah disediakan.

"Sehingga, kendaraan para pemudik diprioritaskan untuk melaju lebih dulu. Kendaraan pengangkut barang ini akan dilepas ke jalur kembali, setelah lalu lintasnya tidak terlalu padat," kata dia.

Lebih lanjut ia mengatakan apabila kepadatan lalu lintas terjadi di Tol Cipali pada arus balik ini, maka pihaknya bersama dengan Polda Jabar merencanakan rekayasa contraflow dari arah timur ke barat, di KM 61 sampai KM 41.

"Pemberlakukan sistem Contraflow dilakukan dalam beberapa segmen, masing-masing segmen 10 kilometer, tergantung kebutuhan dan kepadatan arus balik," kata dia.

Ia menambahkan antisipasi kepadatan arus balik menuju barat akan dilakukan dengan membuka 10 gate tol tambahan di Tol Cikarang Utama, dari awalnya 21 menjadi 31 gerbang tol.

"Pembukaan gerbang tol tambahan ini, ujar Dedi, untuk mengurai antrean kendaraan sebelum yang hendak keluar tol," kata dia.

Apabila antrean kendaraan masih panjang dan sangat darurat atau mendesak maka pihaknya sudah berkoordinasi dengan kementerian untum membebaskan transaksi tol sehingga kendaraan segera meluncur keluar tol.

"Antrean ini bisa juga diurai dengan cara mengalihkan kendaraan ke Jalur Pantura lewat gerbang tol Subang, Kalijati, bahkan Palimanan," kata dia.