Meriam karbit resmi warisan budaya Pontianak
26 Juni 2017 20:22 WIB
Dokumen foto sejumlah anak bermain meriam karbit di Banjar Serasan, Pontianak, Kalimantan Barat. Meriam karbit yang terbuat dari kayu belian gelondongan tersebut merupakan permainan tradisi tahunan khas Kota Pontianak yang rutin digelar tiap tahun pada malam takbiran dan Shalat Idul Fitri. (ANTARA FOTO/Jessica Wuysang)
Pontianak (ANTARA News) - Gubernur Kalimantan Barat, Cornelis, mengatakan, tradisi permainan rakyat meriam karbit saat ini telah resmi menjadi warisan kesenian budaya Melayu Pontianak.
"Setelah mendapat pengakuan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai warisan budaya tak benda, Meriam Karbit yang menjadi salah satu ikon wisata kota Pontianak diharapkan ke kancah internasional," kata Cornelis di Pontianak, Senin.
Dia mengatakan, selain meriam karbit, salah satu masakan khas Melayu Pontianak, yakni peceri nanas juga akan didaftarkan hak patennya olleh pemerintah Kota Pontianak.
Pelestarian meriam karbit terus dilakukan pemerintahan setempat, sebagaimana pada Festival Meriam Karbit 2017, di tepi Sungai Kapuas, Pontianak, semalam yang diikuti 44 kelompok dengan jumlah keseluruhan 259 meriam karbit.
Permainan meriam karbit ini sudah menjadi tradisi setempat, terkhusus menyambut Lebaran. Cornelis berharap tradisi itu jangan sampai hilang.
Secara teknis, meriam karbit dibuat dari kayu bulat besar yang dibolongi di bagian tengahnya. Batang meriam karbit dari kayu sepanjang hingga 10 meter dengan diameter sekitar 1 meter itu diikat dengan rotan.
Tujuannya, menahan tekanan dan getaran akibat ledakan saat api menyulut lelehan karbit di dalam ruang bakar meriam itu. Suara ledakan yang membahana dan bersahutan di kedua tepi Sungai Kapuas inilah yang menjadikan meriam karbit Pontianak ini sangat unik.
"Setelah mendapat pengakuan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai warisan budaya tak benda, Meriam Karbit yang menjadi salah satu ikon wisata kota Pontianak diharapkan ke kancah internasional," kata Cornelis di Pontianak, Senin.
Dia mengatakan, selain meriam karbit, salah satu masakan khas Melayu Pontianak, yakni peceri nanas juga akan didaftarkan hak patennya olleh pemerintah Kota Pontianak.
Pelestarian meriam karbit terus dilakukan pemerintahan setempat, sebagaimana pada Festival Meriam Karbit 2017, di tepi Sungai Kapuas, Pontianak, semalam yang diikuti 44 kelompok dengan jumlah keseluruhan 259 meriam karbit.
Permainan meriam karbit ini sudah menjadi tradisi setempat, terkhusus menyambut Lebaran. Cornelis berharap tradisi itu jangan sampai hilang.
Secara teknis, meriam karbit dibuat dari kayu bulat besar yang dibolongi di bagian tengahnya. Batang meriam karbit dari kayu sepanjang hingga 10 meter dengan diameter sekitar 1 meter itu diikat dengan rotan.
Tujuannya, menahan tekanan dan getaran akibat ledakan saat api menyulut lelehan karbit di dalam ruang bakar meriam itu. Suara ledakan yang membahana dan bersahutan di kedua tepi Sungai Kapuas inilah yang menjadikan meriam karbit Pontianak ini sangat unik.
Pewarta: Rendra Oxtora
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017
Tags: