New York (ANTARA News) - Harga minyak dunia berakhir lebih rendah pada Senin (Selasa pagi WIB), karena kekhawatiran tentang kelebihan pasokan global membebani pasar.

Kenaikan produksi minyak mentah Amerika Serikat terus membebani sentimen para investor. Jumlah rig yang beroperasi di ladang-ladang minyak AS meningkat selama 22 minggu berturut-turut, mencatat kenaikan beruntun terpanjang dalam tiga dekade, perusahaan jasa ladang minyak Baker Hughes melaporkan pada Jumat (16/6).

Harga minyak juga mendapat tekanan dari produksi produsen-produsen lainnya. Produksi minyak Libya telah meningkat lebih dari 50.000 barel per hari menjadi 885.000 barel per hari, setelah perusahaan minyak negara tersebut menyelesaikan perselisihan dengan Wintershall Jerman, menurut Reuters, Senin (19/6).

Analis mengatakan, kenaikan produksi minyak mentah telah mengambil alih inisiatif yang dipimpin OPEC untuk mendukung pasar dengan memangkas produksi mereka.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli, turun 0,54 dolar AS menjadi menetap di 44,20 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Sementara itu, patokan Eropa, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Agustus, turun 0,46 dolar AS menjadi ditutup pada 46,91 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.