Banyak penumpang KM Ciremai tak dapat kasur
19 Juni 2017 21:41 WIB
Arus Mudik Kapal Laut. Pemudik naik ke atas Kapal Pelni KM Labobar di Pelabuhan Pantoloan Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (16/6/2017) malam. Sekitar 1.250 orang penumpang diberangkatkan menggunakan KM Labobar tujuan Balikpapan-Surabaya saat puncak arus mudik melalui kapal laut di daerah itu. (ANTARA/Mohamad Hamzah) ()
Jakarta (ANTARA News) - Banyak penumpang kapal Pelni KM Ciremai yang berlayar dari Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta menuju Tanjung Perak, Surabaya tidak mendapat kasur, sehingga mereka harus menggelar tikar dan tidur di area dekat tangga dan wilayah sepanjang dek.
Berdasarkan pengamatan Antara dari dalam KM Ciremai, sejumlah orang akhirnya memanfaatkan situasi dengan menjual tikar berbahan plastik dari bekas karung beras ke para penumpang kapal.
"Harganya cuma 10.000 per tiker, kakak duduk di mana saya siapkan," kata seorang penjual tikar, Joko yang saat itu tengah menjajakan dagangannya.
"Hari ini lumayan tikarnya banyak dibeli, karena tak banyak penumpang yang membawa alas sendiri," tambahnya.
Meski demikian, pengalaman tidak dapat kasur sudah biasa dialami Ricky, penumpang dengan tujuan Makasar.
"Nanti juga diatur oleh petugas, sekarang semua penumpang memang dibiarkan naik dulu, baru nanti dibagikan kasurnya," katanya sembari duduk dan merapikan barangnya di area sekitar tangga kapal.
Informasi serupa juga disampaikan oleh petugas harian Pelni, Susilo yang saat itu tengah mengatur kamar penumpang.
"Dulunya kamar penumpang diberikan sesuai tiket, tetapi saat ini semua layanan disamakan jadi kelas ekonomi, jadi ada yang bisa dapat dalam kamar dengan 2 sampai 4 kasur, atau di aula dengan banyak kasur," kata Susilo saat ditemui dalam KM Ciremai, Senin.
Sementara itu, Humas Pelni Akhmad Sujadi yang ditemui tengah memantau aktivitas pelayaran KM Dobonsolo dan KM Ciremai di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta mengatakan petugas nanti akan mengatur jatah kasur penumpang setelah semuanya masuk kapal.
"Sejak sekitar 2015 lalu, pelayanan telah disamakan semua tiket jadi kelas ekonomi, tetapi semua penumpang sebisa mungkin akan mendapatkan kasur, baik yang di dalam kamar atau di area aula," kata Sujadi di Jakarta, Senin.
Ia menambahkan, jumlah penumpang KM Ciremai yang tercatat, Senin mencapai 953 orang terdiri atas 454 pria, 298 perempuan, 173 anak-anak, dan 28 bayi.
"KM Ciremai merupakan kapal 3 in 1 yang tidak hanya mengangkut penumpang, tetapi juga kendaraan bermotor dan kontainer," katanya seraya menambahkan kapasitas normal kapal mencapai 2.118 orang, diantaranya termasuk 1.973 penumpang dan 145 orang awak kapal.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi turut menyaksikan banyak penumpang KM Labobar tidak mendapat kasur sepanjang pelayaran.
Ia menambahkan sekitar 60 persen penumpang yang dapat kasur sementara 40 persen dari total 4.500 orang harus mencari alas tidur lain.
"Secara jumlah tidak berlebihan, tapi kita pikirkan apakah mereka tetap bisa di deck atau di tempat yang lebih layak," kata Menhub, Sabtu.
Berdasarkan pengamatan Antara dari dalam KM Ciremai, sejumlah orang akhirnya memanfaatkan situasi dengan menjual tikar berbahan plastik dari bekas karung beras ke para penumpang kapal.
"Harganya cuma 10.000 per tiker, kakak duduk di mana saya siapkan," kata seorang penjual tikar, Joko yang saat itu tengah menjajakan dagangannya.
"Hari ini lumayan tikarnya banyak dibeli, karena tak banyak penumpang yang membawa alas sendiri," tambahnya.
Meski demikian, pengalaman tidak dapat kasur sudah biasa dialami Ricky, penumpang dengan tujuan Makasar.
"Nanti juga diatur oleh petugas, sekarang semua penumpang memang dibiarkan naik dulu, baru nanti dibagikan kasurnya," katanya sembari duduk dan merapikan barangnya di area sekitar tangga kapal.
Informasi serupa juga disampaikan oleh petugas harian Pelni, Susilo yang saat itu tengah mengatur kamar penumpang.
"Dulunya kamar penumpang diberikan sesuai tiket, tetapi saat ini semua layanan disamakan jadi kelas ekonomi, jadi ada yang bisa dapat dalam kamar dengan 2 sampai 4 kasur, atau di aula dengan banyak kasur," kata Susilo saat ditemui dalam KM Ciremai, Senin.
Sementara itu, Humas Pelni Akhmad Sujadi yang ditemui tengah memantau aktivitas pelayaran KM Dobonsolo dan KM Ciremai di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta mengatakan petugas nanti akan mengatur jatah kasur penumpang setelah semuanya masuk kapal.
"Sejak sekitar 2015 lalu, pelayanan telah disamakan semua tiket jadi kelas ekonomi, tetapi semua penumpang sebisa mungkin akan mendapatkan kasur, baik yang di dalam kamar atau di area aula," kata Sujadi di Jakarta, Senin.
Ia menambahkan, jumlah penumpang KM Ciremai yang tercatat, Senin mencapai 953 orang terdiri atas 454 pria, 298 perempuan, 173 anak-anak, dan 28 bayi.
"KM Ciremai merupakan kapal 3 in 1 yang tidak hanya mengangkut penumpang, tetapi juga kendaraan bermotor dan kontainer," katanya seraya menambahkan kapasitas normal kapal mencapai 2.118 orang, diantaranya termasuk 1.973 penumpang dan 145 orang awak kapal.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi turut menyaksikan banyak penumpang KM Labobar tidak mendapat kasur sepanjang pelayaran.
Ia menambahkan sekitar 60 persen penumpang yang dapat kasur sementara 40 persen dari total 4.500 orang harus mencari alas tidur lain.
"Secara jumlah tidak berlebihan, tapi kita pikirkan apakah mereka tetap bisa di deck atau di tempat yang lebih layak," kata Menhub, Sabtu.
Pewarta: Genta TM
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017
Tags: