Tarakan (ANTARA News) - Tiga menteri pertahanan meresmikan kegiatan Patroli Maritim Terkoordinasi Trilateral atau "Trilateral Maritime Patrol Indomalphi" di Tarakan, Kalimantan Utara, Senin.

Ketiga menteri pertahahan itu adalah Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu, Menteri Pertahanan Malaysia Dato Seri Hishammuddin Tun Hussein dan Menteri Pertahanan Filipina Delvin N Lorenzana

Peresmian dilakukan di atas Kapal TNI Angkatan Laut KRI dr Suharso-990 yang ditandai dengan penekanan tombol sirene, demonstrasi "Indomalphi Quick Response", Sailing Pass dan Flying Pass.

Acara peresmian tersebut juga dihadiri oleh Panglima Angkatan Bersenjata masing-masing negara.

Turut hadir Menteri Senior Dr Maliki bin Osman mewakili Menhan Singapura dan Wamenhan Brunei Darussalam FADM (Ret) Dato Seri Abdul Aziz bin Haji Moh Tamit, sebagai peninjau (observer).

Kegiatan Trilateral Maritime Patrol Indomalphi ini digagas dan dilaksanakan oleh Indonesia, Malaysia dan Filipina dalam rangka menghadapi tantangan keamanan terkait dengan perairan perbatasan negara saat ini.

Patroli terkoordinasi tersebut merupakan langkah konkret yang dilakukan ketiga negara, namun tetap dalam semangat dan sentralitas ASEAN, untuk menjaga stabilitas di kawasan dalam menghadapi ancaman nyata non-tradisional seperti perampokan, penculikan, terorisme dan kejahatan lintas negara lainnya di kawasan maritim.

Ketiga negara juga memandang penting kerja sama trilateral ini yang diimplementasikan dalam bentuk kerja sama praktis di lapangan secara terkoordinasi, yang nantinya juga akan melibatkan unsur udara dan darat.

Menhan RI Ryamizard Ryacudu mengatakan bersyukur patroli ketiga negara bisa dilaksanakan. Kegiatan tersebut membutuhkan proses yang panjang dan koordinasi yang cukup alot antara ketiga negara, namun dengan keinginan untuk menjaga keamanan perairan Sulu dan sekitarnya, akhirnya dapat diwujudkan.

"Saya harap, patroli bersama ini bisa jadi titik awal dan sejarah dalam meningkatkan kuantitas dan kualitas kerja sama pertahanan dalam mewujudkan stabilitas keamanan di kawasan," kata Menhan.

Kerja sama pertahanan itu, lanjut Ryamizard, bisa diperluas dengan tidak hanya melakukan patroli bersama di laut, namun bisa melibatkan unsur-unsur darat dan udara dengan melibatkan negara ASEAN lainnya.

"Jaga keamanan laut di wilayah ASEAN merupakan tanggung jawab negara ASEAN. Saya yakin mereka semua bisa menjaga keamanan dan kedaulatan wilayah mereka sendiri," katanya.

Ryamizard juga mengharapkan, kerja sama ketiga negara dapat dilakukan lebih erat lagi, intensif dan saling menguntungkan.

ISIS

Dalam kesempatan itu, Ryamizard menyampaikan rasa prihatinnya pada kondisi di Marawi, Filipina. Dia menyatakan Indonesia akan mendukung semua tindakan dan langkah yang diambil oleh militer Filipina dalam membasmi teror di Marawi.

"Terorisme dengan alasan apapun adalah musuh kita bersama, musuh kemanusiaan. Kita harus lawan dan hancurkan (terorisme). Aksi teror yang bersifat semakin dinamis dan lingkupnya makin luas membentuk aksi terorisme yang transnasional. Maka, perlu penanganan yang transnasional dan terkoordinasi," ucapnya.