Militer Suriah umumkan gencatan senjata 48 jam di Deraa
18 Juni 2017 05:32 WIB
Dokumen foto pasukan tentara Suriah menyampaikan salam kemenangan usai merebut kembali Kota Aleppo dari ISIS, Maret 2017. Militer Suriah kemudian mengumumkan gencatan senjata di Kota Deera selama 48 jam pada Sabtu (17/6/2017). (Reuters)
Beirut (ANTARA News) - Militer Suriah mengumumkan akan melakukan gencatan senjata di wilayah kota selatan negerinya, Deraa, selama 48 jam terhitung Sabtu (17/6), demikian laporan kantor berita SANA.
Sebuah lembaga pemantau perang mengatakan tingkat kekerasan telah menurun tiga jam setelah gencatan senjata dijadwalkan mulai berlangsung. Namun, para pemberontak mengatakan kota itu masih terus dibombardir.
Komando militer mengatakan gencatan senjata dijadwalkan mulai berlaku pada Sabtu pukul 12.00 waktu setempat dan ditujukan untuk mendukung "upaya rekonsiliasi".
Militer Suriah dan pasukan milisi dukungan Iran telah meningkatkan serangan ke bagian yang dikuasai pemberontak di kota Deraa dalam beberapa pekan terakhir ini.
Sementara itu, seorang komandan pemberontak di Deraa mengatakan kepada Reuters bahwa permusuhan belum berhenti.
"Kami belum mendengar pembicaraan soal itu dan rezim masih menyerang kami dengan intensitas yang sama," kata komandan tersebut pada pukul 15.30 waktu setempat.
Amerika Serikat (AS) dan Rusia telah mengadakan pembicaraan soal pembuatan zona penurunan tensi pertempuran di Suriah barat daya, termasuk provinsi Deraa, di perbatasan dengan Jordania, serta di Quneitra, yang berbatasan dengan Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel.
Kota Deraa berada tercakup dalam perencanaan yang diperantarai Iran, Rusia dan Turki di ibu kota negara Kazakhstan, Astana, pada Mei untuk mewujudkan zona penurunan di Suriah.
Sejak Mei 2017 tingkat kekerasan telah berkurang secara luas di sejumlah daerah yang diusulkan sebagai zona penurunan namun pertempuran masih berlangsung di wilayah-wilayah garis depan, termasuk Kota Deraa.
Lembaga pemantau perang, Syrian Observatory for Human Rights mengatakan ada penurunan tingkat peperangan dan penggempuran di kota itu selama tiga jam sejak gencatan senjata diberlakukan.
Namun, lembaga yang berkantor pusat di Inggris itu mengatakan penggempuran dan serangan udara masih terus mengenai beberapa bagian kota.
Sebuah lembaga pemantau perang mengatakan tingkat kekerasan telah menurun tiga jam setelah gencatan senjata dijadwalkan mulai berlangsung. Namun, para pemberontak mengatakan kota itu masih terus dibombardir.
Komando militer mengatakan gencatan senjata dijadwalkan mulai berlaku pada Sabtu pukul 12.00 waktu setempat dan ditujukan untuk mendukung "upaya rekonsiliasi".
Militer Suriah dan pasukan milisi dukungan Iran telah meningkatkan serangan ke bagian yang dikuasai pemberontak di kota Deraa dalam beberapa pekan terakhir ini.
Sementara itu, seorang komandan pemberontak di Deraa mengatakan kepada Reuters bahwa permusuhan belum berhenti.
"Kami belum mendengar pembicaraan soal itu dan rezim masih menyerang kami dengan intensitas yang sama," kata komandan tersebut pada pukul 15.30 waktu setempat.
Amerika Serikat (AS) dan Rusia telah mengadakan pembicaraan soal pembuatan zona penurunan tensi pertempuran di Suriah barat daya, termasuk provinsi Deraa, di perbatasan dengan Jordania, serta di Quneitra, yang berbatasan dengan Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel.
Kota Deraa berada tercakup dalam perencanaan yang diperantarai Iran, Rusia dan Turki di ibu kota negara Kazakhstan, Astana, pada Mei untuk mewujudkan zona penurunan di Suriah.
Sejak Mei 2017 tingkat kekerasan telah berkurang secara luas di sejumlah daerah yang diusulkan sebagai zona penurunan namun pertempuran masih berlangsung di wilayah-wilayah garis depan, termasuk Kota Deraa.
Lembaga pemantau perang, Syrian Observatory for Human Rights mengatakan ada penurunan tingkat peperangan dan penggempuran di kota itu selama tiga jam sejak gencatan senjata diberlakukan.
Namun, lembaga yang berkantor pusat di Inggris itu mengatakan penggempuran dan serangan udara masih terus mengenai beberapa bagian kota.
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2017
Tags: